Banjarmasin (ANTARA) - Tiga Dosen Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Kalimantan Selatan, yakni Antan Noraidi Maulana, Ryan Dinata dan Ikna Urwatul Wusko menciptakan inovasi alat parutan kelapa yang diklaim lebih efisien dengan sistem automatic feeder.
Salah satu dosen Poliban pembuatan inovasi tersebut Antan Noraidi Maulana di Banjarmasin, Kamis, menyampaikan, dibuatnya teknologi alat pemarut kelapa ini terinspirasi untuk membantu industri katering.
Baca juga: Poliban kuatkan kemitraan strategis dengan SMA/SMK/MA
"Pengolahan kelapa menjadi salah satu proses krusial dalam industri katering," ujarnya.
Dia menyampaikan, alat yang mereka ciptakan ini sebagai solusi untuk lebih efisien dan cepat bahkan bisa meningkatkan produksi parutan kelapa untuk industri katering yang dikelola Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Dalam menghadapi permintaan produk makanan berbasis kelapa yang semakin tinggi, diperlukan solusi yang lebih efisien dan ekonomis dalam proses pemarutannya," katanya.
Dia menjelaskan, permasalahan umum yang sering terjadi pada mesin konvensional biasa meliputi fitur otomatis yang tidak berfungsi baik, penumpukan sisa kelapa yang sulit dijangkau, desain yang kompleks dan sulit dibersihkan.
Selanjutnya, kata Antan, kurangnya fitur keamanan seperti penutup pelindung dan ukuran parutan yang tidak konsisten.
Sehingga, kata dia, perlu adanya inovasi pada pada mesin pemarut kelapa biasa untuk meningkatkan efisiensi produksi, keselamatan pengguna serta mengurangi kelelahan pekerja dan risiko cedera, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan aman.
Baca juga: Mahasiswa Poliban ciptakan turbin uap berbahan bakar biomassa
"Nah inovasi perangkat mesin pemarut kelapa dengan sistem automatic feeder secara mekanis yang kami buat ini bisa menutup kelemahan mesin konvensional yang ada di pasaran, sehingga proses pemarutan kelapa jauh lebih cepat dan efisien," tuturnya.
"Begitu kelapa dimasukkan, mesin akan menggunakan pisau pemarut yang berputar cepat untuk mengubah daging kelapa menjadi parutan halus, siap untuk digunakan dalam berbagai produk makanan atau keperluan industri," terangnya.
Antan berharap, pengembangan alat pemarut kelapa ini bisa berkontribusi dalam meningkatkan daya saing produk lokal di pasar, membuka peluang kerja baru dan meningkatkan produktivitas komunitas, terutama di sektor pertanian dan pengolahan kelapa.
"Dengan adanya pemarut kelapa automatic feeder, para petani kelapa atau pengusaha lokal tidak perlu lagi bergantung pada proses pemarutan manual yang memakan banyak tenaga kerja, sehingga mereka bisa fokus pada aspek lain dari produksi," demikian katanya.
Baca juga: PLN Kalselteng-Poliban perkuat pendidikan vokasi di Kalsel
Baca link: Poliban