Pelaihari (ANTARA) - Sebanyak empat komoditi di Kabupaten Tanah Laut harganya diatas rata-rata Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yaitu, bawang merah, bawang putih, cabai merah dan cabai rawit.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Tanah Laut, Andi Mashabi menyebutkan, dari empat komoditi tersebut ada dua komoditi harganya di atas rata-rata nasional yakni, bawang merah dan cabai rawit," ujar Andi Mashabi, dalam siaran pers, Jum'at.
Baca juga: Pemkab HST lirik peluang komoditi kopi guna tingkatkan ekonomi petani
Andi Mashabi menyebutkan, pada September 2024 terjadi inflasi year on year di Kabupaten Tanah Laut sebesar 2,04 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,82.
Sedangkan pada bulan Oktober 2024, sebut dia, terjadi deflasi m-to-m sebesar 0,37 persen.
"Komoditas utama penyebab terjadinya deflasi dari kelompok ini adalah, cabai rawit, kacang panjang, ikan papuyu, terong dan kangkung," tegasnya.
Dia mengemukakan, pada bulan Oktober 2024 terjadi Inflasi, penyumbang utama Inflasi bulan Oktober 2024 secara y-on-y adalah, Kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,70 persen.
"Komoditas penyumbang utama Inflasi pada kelompok ini adalah, daging ayam ras, ikan gabus, udang basah, minyak goreng dan sigaret kretek mesin (SKM)," tegasnya.
Dia mengemukakan, berdasarkan data Neraca Pangan Strategis Kabupaten Tanah Laut bulan November minggu ke III stock ketersediaan 11 bahan pokok termasuk penyumbang Inflasi year on year masih aman hingga akhir november 2024.
"Stok ketersediaan 11 bahan pokok untuk kebutuhan sampai dengan bulan Desember 2024 dengan estimasi kenaikan kebutuhan naik 10 persen karena adanya Hari Raya Natal dan Tahun Baru masih aman," katanya.
Lebih lanjut dia mengutarakan, komoditas mengalami kenaikan harga sampai dengan minggu ke III berbanding minggu IV bulan Oktober yaitu, cabe merah besar, cabe rawit tiung dan bawang merah.
Ketiga komoditas tersebut, sambung dia, diperkirakan terus naik sampai dengan akhir Desember.
Baca juga: Pj Bupati Tapin dorong petani cabai hiyung perluas pengembangan komoditi
Penyebabnya, terang dia, antara lain ketergantungan pasokan dari daerah luar Kalimantan berupa bawang merah dan hasil panen kurang baik karena memasuki musim hujan.
"Sejak Januari sampai Oktober 2024 Inflasi diTanah Laut di bawah Inflasi Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). dan nasional, kecuali bulan Januari dan September 2024," tegasnya.
Kemudian, Pasar Murah sudah dilaksanakan sebanyak 74 kali dari target 83 kali pelaksanaannya di desa-desa se-Kabupaten Tanah Laut, tambah dia, masih ada sembilan kali Pasar Murah dilaksanakan sampai dengan akhir Desember 2024.