Barabai, Hulu Sungai Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel), mengingatkan para orang tua bahwa kedudukan buku sebagai sumber pengetahuan saat ini masih lebih relevan sebagai literasi bagi anak-anak usia dini dibanding menggunakan smartphone atau telepon pintar.
“Perkembangan teknologi tidak bisa menggeser kedudukan buku fisik sebagai pengganti literasi bagi anak-anak. Meskipun teknologi maju, jika telepon pintar terbiasa digunakan anak sebagai bahan bacaan, maka sulit membangun alam bawah sadar anak yang masih tergolong usia dini,” kata Kepala Dinas Perpustakaan HST Ahmad Fatoni di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Rabu.
Dia menjelaskan, telepon pintar dapat mengakses seluruh informasi secara cepat, namun hal ini tidak relevan jika dihadapkan bagi anak usia dini yang seharusnya belajar mengeksplorasi alam bawah sadar dengan cara konvensional mengolah buku dalam bentuk fisik.
“Apalagi dampak buruk telepon pintar begitu luas, seluruh konten dapat diakses anak-anak. Bahkan anak-anak kurang pengawasan dari orang tua saat menggunakan telepon pintar,” ujarnya.
Fatoni mengatakan jika anak usia dini selalu menggunakan telepon pintar, si anak akan terbiasa malas untuk berpikir lebih kritis mengeksplorasi berbagai literasi yang tersedia di buku yang disediakan di sekolah-sekolah.
Menurut dia, jika anak terbiasa menggunakan telepon pintar sebagai literasi, maka rasa candu akan semakin liar untuk mengakses hiburan yang tidak berkaitan dengan materi belajar anak-anak.
Apalagi, kata Fatoni, mayoritas orang tua yang sibuk dengan pekerjaan sehari-hari, akan kesulitan mengawasi anak-anak dalam menggunakan telepon pintar.
Oleh karena itu, dia meminta para orang tua lebih bijak dalam mendidik anak terutama yang berkaitan dengan materi pembelajaran agar selalu mengutamakan buku sebagai materi ajar utama khususnya bagi anak-anak usia dini.
Selain itu, lanjutnya, jika anak semakin terbiasa dengan aktivitas telepon seluler maka si anak akan menjadi “device” sebagai penyimpan data, bukan menjadi pengolah data yang seharusnya penting diterapkan bagi kalangan anak-anak usia dini yang masih dalam proses perkembangan otak.
“Anak akan terbiasa menggali informasi secara teratur dan baik jika terbiasa menggunakan buku sebagai sumber literasi utama. Kami mengimbau agar orang tua lebih membatasi anak-anak agar tidak menggunakan telepon seluler secara bebas,” ujar Fatoni.