"Ini sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan ini," uuja Ibnu Sina di Banjarmasin, Rabu.
Baca juga: Banjarmasin panen raya padi dengan metode baru penanaman
Baca juga: Banjarmasin panen raya padi dengan metode baru penanaman
Menurut dia, data BPS Kota Banjarmasin yang dilaporkan pada 1 Oktober 2024, penyumbang inflasi atau kondisi ketika harga barang dan jasa secara umum terus meningkat di kota ini tidak pada bahan pokok.
Namun, ungkap dia, penyumbang utama inflasi pada bulan September 2024 secara tahunan adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sekitar 0,8 persen, kelompok transportasi sekitar 0,37 persen dan kelompok makanan, minuman dan tembakau sekitar 0,33 persen.
"Bahkan pada September 2024 itu terjadi deflasi atau kondisi ketika harga barang dan jasa secara umum terus menurun, yakni 0,15 persen secara bulanan," ucapnya.
Dinyatakan dia, terjadi deflasi ini komiditas penyumbang utama antara lain angkutan udara, beras, cabai rawit, telur ayam ras dan bensin.
Menurut Ibnu Sina, terjadi deflasi secara bulanan dan inflasi yang sangat rendah secara tahunan karena ketersediaan bahan pokok di daerah ini mencukupi.
Baca juga: Banjarmasin-Blitar jajaki kelanjutan kerja sama kebutuhan telur
Baca juga: Banjarmasin-Blitar jajaki kelanjutan kerja sama kebutuhan telur
"Tidak ada lagi kelangkaan bahan bakar minyak dan lainnya," kata dia.
Apalagi kelangkaan beras yang menjadi bahan pokok utama, kata dia, karena saat ini musim panen padi.
"Bahkan pertanian padi di daerah kita saat ini lagi panen raya, hingga stok beras lokal tidak lagi kekurangan, hingga harganya terus turun," paparnya.
Ibnu Sina menyampaikan, pemerintah kota dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan pemantauan di lapangan, jangan sampai ada bahan pokok yang langka.
"Selain beberapa strategi untuk kita terus menurun angka inflasi di daerah Selain tutur Ibnu Sina.
Baca juga: Banjarmasin teken MoU dengan Brebes untuk pasokan bawang merah
Baca juga: Banjarmasin teken MoU dengan Brebes untuk pasokan bawang merah