Kalangan petani di kawasan Banua Enam atau enam kabupaten Utara Provinsi Kalimantan Selatan berharap musim hujan segera tiba agar mereka bisa turun ke sawah bercocok tanam padi.
Pasalnya hujan dua hari berturut-turut belakangan ini belum mengairi seluruh persawahan dan masih banyak yang mengalami kekeringan, sehingga belum memungkinkan pula bercocok tanam padi, kata beberapa petani di wilayah itu, Sabtu.
Sebagaimana penuturan keluarga Jahrani, warga tani Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), hujan memang turun dua hari berturut-turut, tapi belum mampu mengairi persawahan, baru sekedar membasahi lahan.
"Padahal sebagaimana biasa, paling lambat awal Oktober sudah mulai musim tanam padi sawah. Tapi kini sudah mendekati November, warga tani Banua Enam belum juga turun ke sawah," tuturnya menjawab ANTARA Banjarmasin saat berkunjung ke HST.
Pada kesempatan terpisah, Muhran (52), warga tani di Kecamatan Batu Benawa HST, memperkirakan, mulai musim tanam November mendatang, walau hujan turun beberapa hari terakhir.
"Karena dari tanda-tanda alam sebagaimana biasa, air di Sungai Aluan Kecamatan Batu Benawa, minimal dua kali 'lancur' (mengalir)," tutur ayah dari tiga anak itu.
Ia menerangkan, yang dimaksud dua kali lancur itu, yaitu dari kini dalam keadaan kering, airnya mengalir dan kemudian kering, kemudian mengalir lagi, baru betul-betul musim air datang/musim tanam.
Sedangkan air Sungai Aluan sampai sekarang belum lancur, walau dua hari hujan berturut-turut, terkecuali saat terjadi air bah (banjir) beberapa bulan lalu, yang membuat sejumlan titian gantung ambrol, ungkapnya.
"Oleh karena itu, kami berharap hujan turun normal dalam beberapa hari ke depan, sehingga tak jauh terlambat bercocok tanam padi sawah," demikian Muhran.
"Bumi Murakata" HST salah satu sentra pertanian Banua Enam Kalsel dan sejak tahun 1970-an sudah mulai menanam padi varietas unggul, seperti PB5 dan PB8.
Karena pula ketika Kalsel sebagai tuan rumah pelaksanaan Pekan Nasional Tani/Kontak Tani Andalan Nasional 1987, mengambil tempat di Desa Aluan Besar dan Kahakan Kecamatan Batu Benawa.
Mata pencaharian unggulan masyarakat Bumi Murakat, antara lain bertani serta menyadap karet, karena itu pula lambang daerah HST menggunakan tanda gambar setangkai padi dan pohon karet.her/B