Banjarmasin (ANTARA) - Ustadz Tamjidnor dalam tausiyahnya menyatakan, bahwa untuk meningkatkan makna Ramadhan dengan memperbanyak amal ibadah, kepada Allah SWT maupun terhadap sesama hamba Nya.
"Peningkatan dalam memaknai Ramadhan salah satu wujud Iman, Islam dan Ikhsan," ujar Ustadz Tamjid dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Kamis (14/3/2024).
Sedangkan Iman, Islam dan Ikhsan merupakan kualitas nikmat tertinggi dari Allah SWT sebagaimana pendapat para ulama, lanjut Ustadz bergelar Sarjana Agama dan Magister Pendidikan Islam (SAg & MPdI) itu.
Ia menerangkan, sebagaimana pendapat para ulama/ahli hikmah bahwa nikmat Allah SWT terbagi tiga yaitu kualitas "C" atau terendah, "B" (sedang) dan "A" (baik).
Nikmat kualitas C tersebut sebatas keperluan dunia seperti sadang, pangan dan papan, kemudian B berupa sehat, namun masih ada aroma dunia.
Ia menambahkan arti penting nikmat sehat bisa menikmati apa-apa yang menjadi keinginan. "Tapi sebaliknya, kalau tidak sehat, jangankan sate dan soto, 'Siti' pun bisa tidak selera," kata Ustadz Tamjid sambil bercanda.
Namun iman dan Islam nikmat paling sempurna buat kebutuhan dunia dan akhirat sehingga para ulama mengklasifikasikan golong A atau tertinggi.
Oleh sebab itu, seseorang yang "beramal saleh" tanpa iman nilainya "0" (nol), tetapi dengan dasar iman menjadi bernilai, tutur Ustadz Tamjid.
Begitu pula seseorang yang beriman tak akan melakukan hal-hal tidak baik atau terlarang dari sisi hukum Islam khususnya seperti mencuri, berzina dan lainnya. Oleh karena itu, koruptor ada seorang yang tidak beriman.
"Semoga pada Ramadhan 1445 Hijriah ini kita dapat meningkatkan kualitas nikmat Allah SWT yaitu memperbanyak amal ibadah dengan ikhlas atau karena Allah semata," demikian Ustadz Tamjidnor.