Rantau (ANTARA) - Polres Tapin bersama instansi terkait mengerahkan 485 personel gabungan guna mengamankan tradisi keagamaan “Baayun Maulid” yang diikuti 3.465 jamaah di Masjid Keramat atau Masjid Al-Mukarramah, Desa Banua Halat, Kalimantan Selatan.
"Total personel keamanan terdiri dari anggota 200 personel Polres Tapin, 30 personel Kodim 1010 Tapin, 40 petugas tim Kesehatan dan 125 relawan," ujar Wakapolres Tapin Kompol Rainhard Maradona di Rantau, Kabupaten Tapin, Kamis.
Rainhard mengungkapkan prosesi tradisi Baayun Maulid berjalan aman dan lancar hingga selesai.
Baca juga: 3.465 orang ikuti "Baayun Maulid" di Masjid Keramat Tapin
"Patut kita berikan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk seluruh personil juga masyarakat yang mengikuti kegiatan ini, sehingga tercipta kondisi yang kondusif," ungkapnya.
Terpisah, Kasat Lantas Polres Tapin AKP Imam Suryana mengatakan personel gabungan mampu mengamankan lalu lintas saat mobilitas masyarakat tinggi menuju kawasan Masjid Al-Mukarramah.
"Memasuki kawasan masjid di Desa Banua Halat volume dengan ruas jalan tak sebanding. Meskipun padat namun tetap bisa kita antisipatif kelancarannya," ujarnya.
Imam mengatakan pihaknya menyediakan kantong parkir kendaraan bagi jamaah yang mengikuti tradisi keagamaan tersebut.
Sementara itu, Panitia Baayun Maulid Masjid Keramat Banua Halat atau Masjid Al-Mukarramah Kabupaten Tapin mencatat 3.465 orang dari Kalimantan Selatan maupun luar daerah mengikuti tradisi keagamaan tersebut.
Ketua Pelaksana Abdul Mutalib mengatakan perayaan tersebut merupakan tradisi turun temurun leluhur sejak Islam datang di Desa Banua Halat dan berkembang seperti seperti sekarang, dalam bahasa Suku Banjar disebut Baayun Maulid.
"Acara tahun ini peserta agak sedikit turun, namun tetap khidmat karena adanya tuan guru kita," ungkap Mutalib.
Baca juga: Ribuan orang daftar "Ba'ayun Maulid" di Masjid Keramat Tapin
Tradisi turun temurun ini, diungkap Mutalib, untuk menanamkan cinta terhadap Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam sejak dini kepada anak-anak umur nol sampai 17 tahun, sekarang berkembang semua kalangan bisa mengikuti tradisi keagamaan itu.
"Sekarang berubah, karena adanya nazar, tak hanya anak-anak, juga diikuti orang dewasa hingga lansia," ujarnya.
Adapun jamaah termuda dan tertua yang mengikuti tradisi keagamaan itu, yakni Nabila Azzahra (tujuh hari) dan Siti Arfah (95 tahun) berasal dari Kabupaten Tapin.
"Sedangkan yang terjauh, Jakarta, Jawa Timur dan Wonogiri," ungkapnya.
Penjabat Bupati Tapin Syarifuddin mengungkapkan acara Baayun Maulid merupakan salah satu wisata budaya religi masyarakat Kalimantan Selatan.
"Kegiatan ini masuk dalam kalender event tahunan Kalimantan Selatan," ujar Syarifuddin.
Sebelumnya, Baayun Maulid pada 2008 tercatat Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan peserta terbanyak se-Indonesia pada kegiatan budaya yang pernah ada.
Bahkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan Baayun Maulid mendapat penghargaan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia pada 2015.
Baca juga: Tradisi Baayun Maulid di Tapin diikuti 4.481 orang