“Semua upaya yang kita lakukan untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi perajin anyaman purun di desa agar tidak lagi menjual dengan harga murah kepada para pengepul,” ungkap Budi.
Budi berharap pemberdayaan kepada masyarakat tersebut tidak hanya di lingkungan Desa Sungai Kali saja, tetapi juga seluruh desa dan kecamatan yang ada di Kabupaten Barito Kuala itu dapat merasakan kehadiran tim pengabdian masyarakat khususnya Dosen ULM dengan kolaborasi bersama pemerintah daerah.

im Dosen Pengabdian Masyarakat dari Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat (FISIP ULM) Budi Kristanto (kanan) dan Farid Nofiard (kiri) menunjukkan contoh kerajinan anyaman purun berupa tas dan tikar, di Desa Sungai Kalai, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (13/9/2023). (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang)
Sementara itu, Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum Desa Sungai Kali Mariani mengatakan perajin anyaman purun di desa itu sudah turun temurun, namun perkembangan perekonomian tidak terlalu signifikan karena kurangnya ide dan gagasan pemasaran dalam hal penjualan.
“Kita berusaha agar masyarakat disini lebih maju lagi memasarkan kerajinan anyaman purunnya,” ujarnya pula.
Pada kesempatan yang sama, warga Desa Sungai Kali yakni Esah (50) mengaku dirinya sudah berpuluh tahun berprofesi sebagai perajin anyaman purun.
“Kerajinan saya seperti topi misalnya ada saja yang beli, tapi paling hanya laku terjual Rp5.000 per biji,” ungkap Esah.
Baca juga: Dosen ULM Banjarmasin bina masyarakat tingkatkan kualitas produk UKM