Bamboo rafting Loksado bagian situs keajaiban Geopark Meratus
Oleh Sukarli Senin, 5 Juni 2023 15:27 WIB
Diansyah (66) warga Loksado, Kalsel pelaku joki rakit bambu kala mudanya menceritakan bahwa perjalan dengan rakit bambu menuju kota Kandangan, ibukota kabupaten tersebut dari Loksado bisa memakan waktu satu hingga dua hari, tergantung kondisi air Sungai Amandit.
"Jika musim kemarau, lebih lama, jika musim hujan lebih cepat sampai ke Kandangan," ujarnya.
Sebab perjalanan penuh dengan rintangan, khususnya bebatuan besar yang melintang hingga tengah sungai, alur sungai yang berbelok, turunan cukup tajam hingga di bagian sungai yang dalam harus dikayuh dengan bambu.
Baca juga: Kalsel gelar Jambore Pokdarwis berwawasan Geopark Meratus
Rakit bambu yang dibuat pun harus kokoh dan kuat, batang bambu atau paring yang digunakan harus pilihan, antara 10-20 batang bambu satu rakit, diikat dengan tali dari kulit bambu khusus untuk tali atau bambu tali.
Ia meyakini paring dan bambu tali hanya tumbuh di wilayah pegunungan Meratus.
Singkat cerita, bila rakit sampai ke tempat tujuan, semua barang yang dibawa dijual termasuk rakitnya.
"Pulangnya kami jalan kaki hingga satu hari dengan membawa barang kebutuhan pokok keluarga yang dibeli di kota," ujarnya.
Mulai jadi wisata
Dari cerita warga di Loksado, sekitar tahun 75-an mulailah tersedia angkutan darat, seperti kendaraan roda dua dan empat masuk, modal transportasi modern itu mulai merambah masyarakat pedalaman di wilayah pegunungan Meratus.
Diceritakan warga di sana juga, awal adanya wisata bamboo rafting tersebut sekitar tahun 1980-an dari warga asing yang berkunjung ke Loksado, untuk mencoba menelusuri sungai menggunakan rakit bambu tersebut.
Lama ke lamaan mulai tersiar, hingga memasuki tahun 2000-an wisata bamboo rafting Loksado mulai "naik daun" hingga kini makin maju sampai tersiar ke mancanegara.
Penggiat pariwisata Loksado, Kalsel, Miftahul Thaib menceritakan banyaknya kunjungan wisata mancanegara ke Loksado sebelum terjadinya pandemi COVID-19 pada Maret 2020.
"Ada yang hanya berwisata, ada pula yang datang untuk penelitian hingga beberapa bulan tinggal di sini, dari berbagai negara, wisatawan dari benua Eropa banyak," ujarnya.
Dia menceritakan wisata yang sangat digemari di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Loksado ini adalah Arum Jeram Bambu atau bamboo rafting, selain ada paketnya ke wisata Air Terjun Haratai, Balai Adat Malaris dan Air Panas Tanuhi.
Setelah pandemi COVID-19 dinyatakan berakhir pada tahun 2023, kunjungan wisata di Loksado kembali naik signifikan, hingga wisata bamboo rafting juga kembali ramai.