Banjarbaru (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, Hasto Wardoyo, mengampanyekan cukup makan dua telur setiap hari untuk mencegah stunting. Hal itu di sampaikan saat kunjungan kerja ke Mako Brimob Polda Kalsel, di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa.
Tiba di Mako Brimob Banjarbaru, Hasto Wardoyo, yang didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Ramlan, disambut oleh Wakil Walikota Banjarbaru Wartono, Wadansat Brimob Polda Kalsel AKBP Alfred Ramses Sianipar dan jajaran, serta pejabat terkait Pemprov Kalsel, Pemko Banjarbaru dan Perwakilan BKKBN Kalsel.
Hasto Wardoyo bersama pejabat setempat langsung meninjau proses pelayanan KB Implan oleh petugas dari BKKBN setempat, berlangsung di lapangan Brimob Polda Kalsel, diikuti oleh lebih dari 60 peserta.
Selain mengampanyekan program cukup makan dua telur, Hasto juga memberikan arahan dan sosialisasi tentang stunting serta penanganannya kepada peserta yang terdiri atas jajaran Brimob, para Bhayangkari Brimob dan masyarakat.
Menurut Hasto, selain mengandung protein hewani, di dalam telur juga terdapat DHA serta omega-3, yang baik untuk pertumbuhan otak bayi, juga baik untuk bayi yang ada di dalam kandungan ibu hamil.
Hasto juga menerangkan, kandungan protein hewani dan gizi yang ada pada telur juga bisa didapatkan dari daging, ikan, ayam, dan lainnya, namun telur lebih simpel dan lebih awet.
“Kita tau telur itu sangat efektif, efisien karena apa, telur itu mewakili protein hewani, itu kuncinya, yang kedua di dalam telur memang mengandung DHA, omega-3, yang untuk pertumbuhan otak bayi bagus, untuk ibu hamil bayi di dalam kandungan berkembang bagus, juga untuk orang orang hamil muda juga cukup bagus, makanya telur itu sangat mewakili itu,” kata Hasto.
Pada kegiatan ini, Kepala BKKBN R, juga mengukuhkan Komandan Satuan Brimob Polda Kalsel, berikut jajarannya menjadi bapak asuh anak stunting, dengan harapan dapat menjadi motivator bagi instansi pemerintah maupun swasta di daerah ini.
“Saya berterimakasih kepada pak jajaran Brimob yang sudah berkenan untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting, dan juga Kakak Asuh Anak Stunting, saya berharap beliau beliau ini menjadi motivator, di Banjarmasin, Banjarbaru ini kan banyak pengusaha pengusaha, kita kumpulkan para pengusaha, lalu kita paparkan data anak stunting, itu tugasnya duta-duta Bapak Asuh dari Brimob,” terang Hasto.
Hasto Wardoyo optimis, dengan gerakan masif yang melibatkan seluruh elemen pemerintah dan masyarakat, target menurunkan angka stunting menjadi 14 persen di 2024, dapat terwujud.
Menurut Hasto, menurunkan stunting tidak mahal, ikan lele sudah cukup, ikan papuyu bisa, ikan haruan bisa, telur ikan haruan juga mengandung lemak omega-3 yang cukup bagus. "Di sini banyak sumbernya, jadi bapak bapak kalo malam pasang rawei (alat penangkap ikan) pagi diambil itu hasilnya kalau punya anak sudah cukup," katanya.
Selain itu di daerah ini, kemampuan masyarakat untuk beli rokok cukup tinggi, seandainya mau menyisihkan rezekinya untuk beli telur atau ikan sangatlah cukup, kata Hasto.
Hasto menambahkan, kampanye perubahan perilaku juga sangat berdampak pada penurunan stunting, seperti mengubah pola makan, yang biasanya mengonsumsi mie instan, diganti dengan sayur dan telur, sudah selesai.
Hasto menjelaskan, upaya penurunan stunting yang dilakukan harus memenuhi unsur Lima Pilar, yaitu, pertama membangun komitmen bersama antarforkopimda dan seluruh elemen pemerintah dan masyarakat. Kedua, masif informasi sistem. Ketiga, konvergen yang mengerucut pada stunting, Keempat, ketersediaan pangan, dan kelima adalah data yang lengkap.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Kalsel tahun 2021 sebesar 30 Persen, dan pada 2022 kasus tersebut dapat diturunkan menjadi 24,6 persen.