Menurut dia, ada kelemahan dari varietas Siam Madu, karena tidak tahan hama dan penyakit, dan produktifitas hanya mencapai 2,2 kilogram untuk satu styrofoam.
Kemudian, untuk varietas Sertani yang juga merupakan varietas unggul nasional, memang tahan terhadap hama dan penyakit, dengan produktifitas 2,5 kilogram.
Baca juga: Pemkab HSS unggulkan inovasi "Padi Apung" dalam penilaian PPD
Dan untuk Infari 32 memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit, dengan produktifitas 2,8 kilogram, dan ini lebih baik dari dua varietas lainnya di percobaan pertama.
"Karena kita melihat hasilnya varietas Infari 32 lebih baik dan bagus, pada percobaan kedua kita memilih varietas ini dengan 2.000 styrofoam yang dibantu pendanaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel," kata Muhammad.
Pihaknya juga mengakui, kalau semua varietas bisa dikembangkan dengan padi apung ini, termasuk untuk varietas lokal. Namun dibutuhkan perhatian dan pemeliharaan lebih ekstra, khususnya dalam penanganan hama dan penyakit.
Untuk percobaan kedua, telah panen padi apung di Kelompok Tani Cinta Maju Desa Hamayung dengan jumlah 1.500 styrofoam, dan direncanakan juga usai lebaran kembali panen 500 styrofoam di Desa Paharangan yang dikelola kelompok karang taruna.