Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin Rakhman mengatakan Kurma Ruthab laku keras di Banjarmasin saat Bulan Suci Ramadhan.
“Pantauan dinas perdagangan, memasuki pekan ketiga persediaan Kurma Ruthab di Banjarmasin sudah kosong,” kata Rakhman di Banjarmasin, Jumat.
Baca juga: Kurma "Phoenix dactylifera" harapan bagi penderita kencing manis
Ia menuturkan, berdasarkan informasi dari beberapa agen, kurma jenis Ruthab di Banjarmasin mulai kehabisan stok saat pekan kedua Ramadhan, karena sejumlah warga memborong persediaan kurma tersebut, meskipun berharga tinggi.
“Pengiriman dari Jakarta belum ada karena langka, kurma muda ini dikenal dengan rasa dan tekstur yang unik serta tidak terlalu manis seperti kurma pada umumnya,” ucapnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang kurma di Pasar Wadai Aseng (21) menyebut penjualan produk buah asal Arab Saudi tersebut terbilang ramai.
“Hari pertama Ramadhan kurma saya terjual hingga 30 kilogram lebih per hari,” ujar Aseng.
Baca juga: Kerajaan Arab Saudi memberikan 100 ton kurma ke Kemensos Indonesia
Ia menyebut hasil penjualan kurma cukup tinggi saat pekan pertama Ramadhan.
“Setelah minggu kedua dan sampai sekarang stabil di kisaran tujuh kilogram hingga 15 kilogram,” ungkap Aseng.
Pendapatan pedagang Usaha Mikro Kecil Menengah (UKMKM) terutama produk kurma di Banjarmasin bervariasi, pedagang dapat memperoleh hasil penjualan mulai dari Rp500.000 hingga jutaan per hari.
Pasalnya kurma menjadi salah satu jenis makanan pilihan teratas masyarakat saat Bulan Suci Ramadhan.
Saat ini, persediaan kurma jenis Sukari dan Ajwa cukup banyak di Banjarmasin, dengan harga terbilang lebih murah sekitar RRp50.000-Rp80.000 per kilogram.