Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengklaim sudah mampu menurunkan sebesar 26,7 persen sampah plastik hingga tahun 2022.
"Bahkan ini melebihi target nasional yang dipatok 26 persen untuk seluruh Indonesia," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Alive Yoesfah Love di Banjarmasin, Jumat.
Menurut dia, kebijakan strategi daerah Kota Banjarmasin untuk mengurangi sampah plastik pada sumbernya berjalan efektif bahkan jadi contoh daerah di Indonesia.
Yang menjadi contoh nyata adalah implementasi Peraturan Wali Kota (Perwali) nomor 18 tahun 2016 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik bagi ritel dan toko moderen.
"Ini sangat efektif mengurangi jutaan sampah kantong plastik setiap tahunnya jadi masalah lingkungan," tuturnya.
Sebab, lanjut Alive, produksi sampah di Kota Banjarmasin setiap harinya mencapai 700 ton, di mana sebagiannya sampah plastik yang membutuhkan waktu sangat lama terurai jika tertanam di bumi.
Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina sebelumnya juga menyampaikan, selain Perwali nomor 18 tahun 2016 yang dikeluarkannya, penanganan sampah plastik dari sumbernya juga dilakukan dengan memperbanyak bank sampah.
Hingga kini, ungkap dia, bank sampah yang dikelola langsung masyarakat di 52 kelurahan di kota ini sudah sebanyak 309 unit.
"Ratusan bank sampah ini juga sangat besar berperan mengurangi sampah plastik dan kertas dengan cara daur ulang," tuturnya.
Selain itu, kata dia, memberikan sumber ekonomi bagi masyarakat, karena ada bank sampah induknya.
Selain itu, kata dia, di kotanya juga terus diperbanyak Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) atau TPS 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) atau mengurangi, menggunakan dan daur ulang.
Karena, ucap Ibnu Sina, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Basirih Banjarmasin Selatan milik pemerintah kota sudah mulai penuh, jika tidak dilakukan pengurangan sebelum ke sana.
"Sekitar 35 hektare lahan TPA Basirih sudah mulai penuh, rencananya diperluas sekitar 5 hektare lagi untuk bisa bertahan 10 tahun lagi," tuturnya.