Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Komisi IV Bidang Kesra DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) HM Lutfi Saifuddin SSos mengharapkan agar pemerintah mengupayakan pemakaman Pahlawan Demang Lehman secara wajar.
"Dia (Demang Lehman) itu pahlawan kita lo," ujarnya sebelum kunjungan kerja (Kunker) dalam daerah Kalsel ke Kabupaten Tabalong, Jumat (23/9/22).
"Masak kepala Demang Lehman masih terpajang di Museum Belanda," ujar anggota DPRD Kalsel dua periode dari Partai Gerindra itu.
Menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin itu, wajar atau seharusnya Demang Lehman mendapat gelar Pahlawan Nasional, karena korban dari penjajahan Belanda.
Oleh karenanya, laki-laki kelahiran Banjarmasin 1971 itu berharap agar pemerintah, baik pusat maupun daerah berupaya mengambil kepala Demang Lehman yang masih terpajang di Museum Belanda.
"Kemudian daripada itu memakamkannya secara normal dan memperjuangkan supaya mendapat gelar Pahlawan Nasional, karena pengorbanan beliau (Demang Lehman) nyata melawan penjajah untuk kemerdekaan Indonesia," tegasnya.
"Selama beliau (Pahlawan Demang Lehman) belum termakamkan secara wajar rasanya kita dosa, dan selaku anak bangsa atau putra daerah Banjar Kalsel belum merasa tenang," demikian Lutfi Saifuddin.
Di Kalsel selama ini ada empat orang yang mendapat gelar Pahlawan Nasional masing-masing Pangeran Antasari, Brigjen TNI H Hasan Basri, Dr (HC) H Idham Chalid yang dimakamkan di Cisarua Bogor, Jawa Barat (Jabar), dan Ir Pangeran Mohammad Noor.
Hasan Basri - "Bapak Gerilya Kalimantan'" dan Idham Chalid pernah Wakil Perdana Menteri pada masa Presiden Soekarno serta Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) masa Presiden Soeharto.
Sedangkan Mohammad Noor, mantan Gubernur Kalimantan dan mantan Menteri Pekerjaan Umum pada masa Presiden Soekarno, serta perencanaan pengembangan daerah aliran sungai (DAS) Barito.
Sementara yang masih dalam perjuangan untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional antara lain Pangeran Hidayatullah yang dibuang pemerintah Belanda dan bermakam di Cianjur, Jabar.