Banjarbaru (ANTARA) - Ikan gabus atau dikenal masyarakat Banjar dengan sebutan haruan dan ikan saluang menjadi dua di antara pemicu terjadinya deflasi tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan bulan Agustus 2022.
Catatan perkembangan harga konsumen di bulan tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Kalsel Yos Rusdiansyah melalui berita resmi statistik yang dihimpun Antara, Jumat.
"Komoditas pemicu deflasi tertinggi di Kalsel antara lain angkutan udara, bawang merah, minyak goreng, ikan gabus, cabai rawit, tomat, daging ayam ras, bioskop, laptop/notebook dan ikan saluang," ujarnya.
Ia mengatakan, di bulan Agustus 2022 terjadi deflasi pada gabungan tiga kota di Kalimantan Selatan sebesar 0,42 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 113,97 dengan satu kota mengalami inflasi, dua deflasi.
Disebutkan, inflasi terjadi di Kotabaru 0,13 persen dengan IHK 117,77 dan deflasi terjadi di Kota Banjarmasin mencapai 0,44 persen dengan IHK 113,65 dan Kota Tanjung 0,87 persen IHK 112,89.
"Deflasi yang terjadi pada dua kota di Kalsel karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan turunnya empat indeks kelompok pengeluaran secara signifikan," ucap Yos melalui website resmi BPS Kalsel itu.
Dikatakan, penurunan terjadi pada kelompok transportasi 1,78 persen, makanan, minuman dan tembakau 1,31 persen, rekreasi, olahraga dan budaya 1,03 persen, infokom dan jasa keuangan sebesar 0,32 persen.
Jika dihitung berdasarkan tahun kalender, pada Agustus 2022 Kalsel mengalami inflasi sebesar 4,09 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2022 terhadap Agustus 2021) 5,80 persen.
Perbandingan inflasi antarkota di Kalimantan dari 90 kota inflasi di Indonesia, 11 kota mengalami inflasi dan 79 kota deflasi. Inflasi tertinggi di Ambon 0,82 persen dan inflasi terendah di Bekasi 0,12 persen.
Deflasi terdalam terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,65 persen, dan deflasi terendah di Depok dan Kediri sebesar 0,01 persen. Sedang di Kalimantan, tiga kota mengalami inflasi dan delapan kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Palangka Raya sebesar 0,28 persen dan terendah terjadi di Kotabaru 0,13 persen. Deflasi terdalam terjadi di Sintang 0,44 persen dan terendah di Samarinda 0,02 persen.
Berita terkait: Ekspor Kalsel bulan Juli turun 10,89 persen