Banjarbaru (ANTARA) - Tim pengabdian masyarakat Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat memberikan solusi alternatif kepada petani untuk kembali ke alam.
Tim melalui dana Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWM) dari LPPM ULM memberi solusi memanfaatkan kekayaan alam berupa mikroba antagonis bermanfaat dan tanaman dari gulma sekitar yang mengandung khasiat bisa mencegah berkembang hama penyakit di pertanaman.
Program yang dilaksanakan di Aula Kelurahan Bangkal Kecamatan Cempaka, Jumat (12/8) didukung Camat Cempaka Deddy Haryadi dan Lurah Bangkal Taufik Hidayat yang mengikuti dari awal hingga akhir.
"Kami berharap pendampingan berkelanjutan Fakultas Pertanian ULM sebagai wadah lahirnya inovasi baru bidang pertanian bisa membuat Kecamatan Cempaka bisa terwujud menjadi daerah penyandang pangan ibu kota Provinsi Kalsel," ujar camat.
Diharapkan pula, melalui kegiatan yang diikuti peserta lima orang dari Petugas Penyuluh Pertanian dan 44 orang petani padi bisa menjadikan Banjarbaru mandiri pangan bahkan menjadi pemasok pangan organik untuk wilayah sekitar.
Ketua Tim Prof. Dr. Ir. Ismed Setya Budi, MS mengatakan, bimbingan teknis berupa penyampaian materi dan pendampingan praktek di lahan sesuai hasil kajian penelitian selama tiga tahun di lahan pertanian padi di Kelurahan Bangkal Kecamatan Cempaka Banjarbaru.
"Kegiatan benar-benar berdasarkan kondisi wilayah dan melihat perilaku petani setempat yang harus terus disempurnakan sesuai hasil kajian penelitian akademisi kompeten," ucap Prof Ismet mewakili tim "dokter tanaman" dari ULM itu.
Disebutkan, petani diajari anggota tim Dr. Ir. Mariana, MP yakni cara mendapatkan mikroba antagonis dari lahan tanaman petani sendiri sehingga mikroba antagonis yang digunakan sudah spesifik lokasi.
Selain itu, melakukan pemilihan isolat terbaik serta membuat formulasi untuk aplikasi di lahan dan pendampingan dilakukan sehingga petani nanti bisa melihat langsung keuntungan pertanian yang akan didapat.
Sementara, kiat-kiat pengelolaan lahan agar benar-benar mendukung tanaman bisa berproduksi terbaik sesuai potensi genetiknya dengan tanpa pemasukkan pupuk sintetis tapi bisa digantikan pupuk alami yang tidak kalah hebat disampaikan peneliti dari Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian ULM Ir. Ismed Fachruzi, MS.
Uraian pemanfaatan eco enzym yang dibuat dari sisa buah dan sayur yang tak digunakan seperti kulit buah atau sayuran untuk difermentasi bila diberikan ke tanaman dapat membantu menyuburkan tanaman pertanian disampaikan Ir. Helda Orbani Rosa, M.Si.
"Produk eco enzym ini bukan hanya bermanfaat untuk peningkatan kualitas buah tanaman tapi juga untuk mengobati berbagai penyakit pada manusia," ucap Helda dalam penjelasannya.
Hasil kegiatan diharapkan membuat perubahan perilaku petani tentang pengolahan tanah yang baik dan pengendalian hama penyakit sehingga tidak harus menggunakan pestisida sintetis yang dampaknya membahayakan bagi manusia dan lingkungan.
Pendampingan terhadap petani yang dilakukan tim hingga pengemasan produk berlangsung lancar karena sejalan dengan kebijakan Wali Kota Banjarbaru H M Aditya Mufti Arifin melalui Program RT Mandiri.
Program RT Mandiri juga menjadi bagian kegiatan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarbaru melalui dukungan dana yang cukup sehingga dapat mewujudkan impian warga maupun petani mengembangkan usaha sesuai potensinya.