"Kami minta dukungan dan peran seluruh pihak sehingga mampu menyukseskan penurunan stunting di Indonesia mencapai 14 persen hingga tahun 2024," ujarnya di Kota Martapura, Sabtu.
Pernyataan itu disampaikan bupati saat membuka Jambore Kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan gelar Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) 2022.
Angka prevalensi stunting di wilayah Kabupaten Banjar masih cukup tinggi, sedangkan waktu efektif yang tersisa hanya 1,5 tahun sehingga seluruh pihak diminta peran aktifnya mencapai target nasional itu.
"Kami sangat mengapresiasi program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana sehingga bisa mencegah terjadinya stunting yang menjadi tantangan kita bersama," ungkapnya.
Disisi lain, bupati meminta seluruh pihak lebih maksimal melakukan edukasi kepada masyarakat, terkait cara mewujudkan keluarga yang berkualitas, termasuk mencarikan solusi menangani kasus stunting.
"Tujuan akhirnya untuk menciptakan generasi yang unggul, berdaya saing dan berkualitas sehingga mereka bisa menjalani pertumbuhan dengan normal dan mampu memberikan yang terbaik," ungkapnya.
Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kabupaten Banjar Siti Hamidah mengatakan, kegiatan merupakan rangkaian menyambut Hari Jadi Kabupaten Banjar ke-72 dan Hari Keluarga Nasional ke-29 tahun 2022.
"Jumlah peserta hadir 580 kader se-Kabupaten Banjar dan kami sangat mengharapkan temu kader jadi motivasi kinerja, dan semakin menambah wawasan percepatan penurunan stunting, katanya.