Badung (ANTARA) - Sejumlah pelaku pariwisata di Bali menyambut baik pembukaan kembali pintu internasional Bali yang diharapkan dapat memulihkan sektor pariwisata dan perekonomian Bali yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Sebelumnya pemerintah telah membuka kembali pintu masuk internasional di Bali bagi pelaku perjalanan luar negeri non pekerja migran Indonesia (PPLN non-PMI) pada 4 Februari lalu.
"Ini sangat kami apresiasi dan sambut baik dan pada 3 Februari lalu sudah ada penerbangan perdana dari Jepang. Itu yang datang para pelaku biro wisata dari Jepang yang tentunya nanti mereka dapat menjelaskan kepada calon wisatawan di Jepang terkait kondisi Bali secara faktual," ujar praktisi pariwisata asal Legian, Bali Wayan Puspanegara di Kabupaten Badung, Minggu.
Meskipun jumlah wisatawan yang tiba di Bali setelah pintu internasional dibuka masih sangat minim dan baru satu penerbangan komersial saja, namun hal itu menurutnya sangat memberikan harapan dan membawa angin segar bagi pelaku usaha pariwisata di Bali.
"Kami optimis meskipun yang datang di Bali pada penerbangan perdana kemarin masih sedikit, namun ini menunjukkan bahwa Bali sudah siap menerima wisatawan mancanegara dengan aman dan sehat serta mereka juga akan menyebarluaskan hal itu kepada calon wisatawan di sana," katanya.
Wayan Puspanegara mengungkapkan, untuk menyambut dan memberikan rasa aman kepada wisatawan mancanegara, seluruh pelaku wisata di Bali sudah siap dan akan melaksanakan protokol kesehatan khususnya protokol CHSE secara disiplin
"Contohnya pelaku usaha akomodasi saat ini sudah mulai memperbaiki kamar-kamar hotelnya yang tidak beroperasi meskipun wisatawan masih minim. Kami semua sangat siap dan sangat rindu dalam menyambut kedatangan wisatawan mancanegara," ungkap Puspanegara yang juga merupakan ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB) tersebut.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Bali I Putu Winastra menjelaskan, kedatangan wisatawan perdana yang diangkut maskapai Garuda Indonesia dari Jepang pada Kamis (3/2) lalu merupakan energi positif yang membawa optimisme bagi seluruh pelaku pariwisata di bali
"Pembukaan kembali Bali sebagai pintu masuk PPLN ini merupakan tanda-tanda baik bahwa sektor pariwisata di Pulau Dewata ini akan mulai kembali bergeliat," katanya.
Ia menambahkan, mulai hadirnya wisatawan di Bali itu menjadi kesempatan bagi Bali dalam menunjukkan kesiapannya guna menumbuhkan kepercayaan bagi calon wisatawan mancanegara agar dapat mengunjungi Bali.
Menurut Putu Winastra, ASITA Bali bersama seluruh komponen pariwisata lainnya sudah sangat siap dalam menerima kedatangan wisatawan mancanegara di Bali.
"SOP sudah kami siapkan bersama pemerintah dan kami berharap tidak akan ada lagi masalah dan hambatan kedepannya. Tentu tidak langsung wisatawan itu akan banyak datang, semua memerlukan proses," ujarnya.
Dalam menyambut wisatawan mancanegara yang datang ke Bali, Kemenparekraf juga merancang program warm up vacation.
Program itu merupakan inovasi yang dirancang untuk wisatawan atau PPLN yang baru tiba di Bali agar dapat menjalani karantina dalam hotel dengan sistem bubble yang memungkinkan mereka beraktivitas tidak terbatas hanya di kamar, namun dapat melakukan berbagai aktivitas di area bubble khusus disiapkan oleh pengelola hotel.
Salah satu wisman asal Jepang yang mengikuti program Bali warm up vacation di Hotel Grand Hyatt Bali Naomi mengungkapkan, program warm up vacation merupakan program yang menarik, karena dirinya bisa menikmati fasilitas yang ada di hotel di luar kamar, seperti layaknya staycation yang menjadi salah satu pilihan wisatawan sejak pandemi COVID-19.
"Sejauh ini saya puas dengan paket dan fasilitas yang disediakan dalam skema bubble ini. Saya juga telah menerima pesan elektronik dari jurnalis Jepang di Tokyo yang tertarik untuk menggali lebih jauh mengenai ide Bali warming up vacation ini," ujarnya.