Rantau (ANTARA) - PT Terminal Coal Tapin (TCT) menawarkan solusi, agar PT Antang Gunung Meratus (AGM) menggunakan jasa mereka untuk sementara memenuhi kebutuhan listrik nasional.
“Demi kepentingan negara, kami siap membantu,” ujar Direktur PT TCT Markus Antonius Wibisono ke ANTARA di Kalsel.
Pernyataan itu, menjawab subtansi permintan dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, yang dilayangkan melalui surat pada 5 Januari lalu.
Dalam surat bernomor : T-53/MB.05/DJB.B/2022 yang di terima di Kalimantan Selatan. Salah satu poin pentingnya meminta pihak PT TCT untuk membuka portal di KM 101 Desa Tatakan demi kelancaran pasokan batu bara untuk kebutuhan PLN.
Baca juga: Ketua DPRD : Kementerian ESDM perintahkan buka portal Hauling km101 Tapin
Setiba surat itu, pihak PT TCT menemui Dirjen Minerba Ridwan Djamaluddin serta pihak PLN di Jakarta. Tujuannya, memberikan solusi.
“Dirjen Minerba dapat menerima usulan PT TCT agar PT AGM menggunakan terminal PT TCT dengan harga khusus,” ungkapnya.
Terkait keputusan PT AGM berhenti memasok batu bara sepihak dilakukan oleh anak perusahan PT Baramulti Suksessarana Tbk itu. Kata Markus, tidak ada keterkaitannya dengan permasalahan jalan angkutan batu bara di KM 101 Kabupaten Tapin.
“PT AGM secara sepihak menutup operasionalnya. Padahal ada beberapa alternatif jalur selain underpass KM 101 yang bisa digunakan PT AGM untuk mengangkut batubara untuk keperluan pasokan listrik PLN,” tegasnya.
Solusi memenuhi kebutuhan listrik negara itu, kata Markus, sekaligus memberikan angin segar kepada ribuan pekerja di sektor angkutan, sementara proses sengketa tanah masih berlanjut.
Maka, kelancaran distribusi batu bara untuk PLN seperti dalam surat perintah itu, tergantung pihak PT AGM, katanya.