Rantau (ANTARA) - Angkutan tongkang milik PT Antang Gunung Meratus (AGM) sudah aktif memuat batubara di terminal PT Tapin Coal Terminal (TCT).
Beberapa waktu lalu, PT AGM dan PT TCT sudah menandatangani kesepakatan kontrak kerjasama. Sebanyak 500.000 metrik ton batubara milik PT AGM diproses melalui terminal PT TCT untuk kebutuhan PLN.
“Terminal kami terbukti dapat melayani kebutuhan pengangkutan batubara PT AGM dengan baik. Tentu ini adalah bentuk dukungan kami untuk pemenuhan kebutuhan batubara PLN,” ujar Direktur PT TCT Markus A Wibisono, Rabu.
Pengangkutan perdana dilakukan pada Kamis, 28 Januari lalu, sebanyak 7.500 metrik ton.
PT TCT, kata dia, telah menyediakan delapan stockpile yang dimiliki untuk digunakan PT AGM dengan kapasitas sekitar 80.000 metrik ton.
PT TCT juga memenuhi permintaan PT AGM agar jam operasional PT TCT dibuka selama 24 jam.
"PT AGM dapat mengirimkan batubara untuk kebutuhan PLN melalui Terminal PT TCT dengan harga khusus sebesar Rp 16.000 per metrik ton. Harga kontrak umum yang berlaku saat ini sebesar Rp 60.000 per metrik ton," ujarnya
Terminal PT TCT, kata dia, mampu untuk melayani PT AGM karena merupakan salah satu terminal batubara terbesar di Indonesia yang memiliki 28 stockpile dengan kapasitas mencapai 300.000 metrik ton dan kapasitas muat hingga 90.000 metrik ton per hari.
Dengan begitu, distribusi batubara dari Kalsel tetap terpenuhi untuk listrik negara, kata dia.
PT AGM dan PT TCT kerja sama penuhi kebutuhan PLN
Rabu, 2 Februari 2022 15:39 WIB