Marabahan (ANTARA) - Bupati Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan Hj Noormiliyani AS meluncurkan Program Revitalisasi Bulin Tertawa (Ibu Bersalin Terdata Pulang Membawa Akta), Selasa (10/8).
Program tersebut sebagai salah satu upaya menghidupkan dan menyempurnakan kembali program yang pernah lahir tahun 2015 di Batola dilakukan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Batola Hj Azizah Sri Widari, sehubungan Proyek Perubahan Diklatpim II yang diusungnya.
“Revitalisasi Program Bulin Tertawa ini merupakan program inovasi kami sebagai peserta Diklatpim Tingkat II yang mana program ini kami pilih sesuai prioritas yang salah satunya adalah dasar kekuatan sosial kemasyarakatan,” katanya.
Launching Revitalisasi Program Bulin Tertawa yang dihadiri Kadisdukcapil Jakuinudin, SKPD terkait dan 17 camat se-Batola itu ditandai penandatanganan pernyataan dukungan dari Bupati Hj Noormiliyani AS dan Sekda H Zulkipli Yadi Noor.
Bupati Hj Noormiliyani AS menyatakan, Pemkab Batola terus berkomitmen meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pembangunan kualitas sumber daya manusia yang salah satunya mengenai pelayanan kehamilan, persalinan dan pelayanan administrasi kependudukan yang cepat dan mudah kepada masyarakat yang dilaksanakan disetiap jenjang pemerintahan termasuk di level desa.
Menindaklanjuti SK Bupati Barito Kuala Nomor 188.45/490/KUM/2021 tentang Revitalisasi Program Ibu Bersalin Terdata Pulang Membawa Akta (Bulin Tertawa), sebut bupati, maka di-launching Revitalisasi Program Bulin Tertawa yang merupakan salah satu program prioritas Pemkab Batola.
Program Bulin Tertawa, menurut Noormiliyani, bertujuan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bersalin serta untuk mendapatkan kelengkapan administrasi di desa termasuk kelengkapan KTP, kartu keluarga, dan jaminan kesehatan yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan di tingkat lanjutan (rumah sakit).
Program tersebut juga, lanjutnya, bertujuan agar bayi baru lahir mendapatkan pelayanan administrasi (akta kelahiran) dengan mudah dan menjadikan masyarakat Batola tertib administrasi.
Noormiliyani mengharapkan, program tersebut nantinya dapat menjadi program pendukung dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi serta penurunan angka stunting.
Mantan Ketua DPRD Kalsel ini menyatakan, Program Bulin Tertawa berkaitan erat dengan Program Permata Bunda yang telah dirinya launching beberapa waktu lalu.
Dia menyatakan, kedua program tersebut akan lebih sempurna jika dikolaborasikan bersama mengingat di dalamnya terdapat program pemenuhan kartu identitas anak (KIA) sehingga untuk ibu yang melahirkan terdata dan anaknya diberikan KIA dari umur 0 hingga 16 tahun 11 bulan.
Sementara, Kadinkes Batola Hj Azizah Sri Widari dalam laporannya mengatakan, tujuan Revitalisasi Program Bulin Tertawa sama dengan Program Bulin Tertawa yang lahir 2015 lalu, hanya caranya yang direvitalisasi.
“Kalau dulu mungkin pelaksanaan secara konvensional melibatkan berbagai sektor, namun sekarang dengan digitalisasi yang didalamnya terdapat inovasi pengetahuan dasar terkait ibu hamil, pendaftaran akta kelahiran melalui aplikasi Taruma Terbit (Daftar di Rumah Dokumen Terbit) dari Disdukcapil,” paparnya.
Sedangkan untuk jangka panjang, sebutnya, Program Bulin Tertawa juga mencakup Program Permata Bunda (Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu Hami dan Anak Balita) yang dapat dilihat dalam pada Program Bulin Tertawa.
Di samping, lanjutnya, juga ada program lainnya yang akan dimasukan seperti Program Si Berkat untuk mengajak calon pengantin supaya bisa sehat ketika hamil.
“Jadi Program Bulin Tertawa secara digitalisasi ini lebih komprehensif yang diantaranya mencakup upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi (AKI dan AKB), upaya meningkatkan cakupan akta kelahiran bayi baru lahir yang sekaligus mendukung program Kabupaten Layak Anak (KLA), sehingga sekali jalan mencakup berbagai program yang bisa kita dukung,” paparnya.
Bupati luncurkan program Bulin Tertawa
Selasa, 10 Agustus 2021 20:36 WIB
Jadi Program Bulin Tertawa secara digitalisasi ini lebih komprehensif yang diantaranya mencakup upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi (AKI dan AKB),