Marabahan (ANTARA) - Lokasi Desa Wisata Muara Kanoco Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan mendapat kunjungan Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA, Jumat (2/6).
Kehadiran Pj Gubernur dan isteri, beserta Ketua DPRD Provinsi H Supian HK dan isteri, serta beberapa pimpinan SKPD provinsi itu dalam rangka penanaman budi daya kopi liberika sekaligus melepasliarkan Bekantan di Pulau Curiak.
Rombongan Safrizal diterima Bupati Batola Hj Noormiliyani AS, Wakil Bupati H Rahmadian Noor, dan para anggota Forkopimda beserta jajaran ini disambut tarian Mahelat Lebo.
“Lokasi ini saya kira sangat potensial untuk budi daya kopi liberika. Mengingat jenis kopi ini sangat cocok di lahan yang hanya memiliki ketinggian antara 3 hingga 9 meter,” ucap Safrizal ZA.
Pj Gubernur mengaku cukup mengenali kopi karena sangat menyukai jenis minuman ini.
“Dalam sehari saya minum kopi antara 10 hingga 14 kali. Karenanya saya tergolong maniak kopi,” selorohnya.
Karenanya, dengan dibudidaya biji kopi liberika di lokasi Taman Buah Lokal Wisata Kanoco Safrizal pun sangat mengapresiasi.
Safrizal menerangkan, jenis kopi liberika kendati belum begitu populer di Indonesia namun sudah mulai dikenal khususnya di Jakarta, yang namanya tidak begitu berbeda dengan jenis kopi lainnya seperti arabika, robusta dan ekselsa.
Dengan spesifikasi lahan yang sangat cocok, Pj Gubernur berharap, Batola dapat menjadi sentera komoditas kopi liberika Kalsel bukan hanya mentah, namun juga berbentuk produk hingga penyajian.
“Saya berharap di bawah binaan Bupati Noormiliyani para petani kopi di sini menjadi khasnya Kalsel dan menjadi hak paten, sehingga jika ingin minum bisa datang langsung ke Batola dengan dilengkapi tempat minum yang bagus,” harapnya.
Terkait pelepasliaran Bekatan di lokasi Bekatan Research Centre Pulau Curiak, Safrizal berharap, melalui Yayasan Sahabat Bekatan Indonesia (YSBI) yang diketuai Amalia Rezeki, dapat meningkatkan populasi jenis hewan khas Kalimantan.
“Karena jenis hewan endemik ini jumlahnya sangat tebatas kita harapkan habitat ini terus dikembangkan agar keberadaanya tetap lestari hingga anak cucu mendatang,” ucapnya.
Dia menambahkan, sebagai bentuk perhatian ia sudah menandatangani hibah untuk YSBI sebesar Rp350 juta guna pembangunan beberapa gazebo, restorasi mangrove rambai, untuk kebutuhan sosialisasi dan penelitian eco wisata.
Sementara itu, Bupati Batola Hj Noormiliyani AS menyatakan cukup tertarik atas kehadiran kopi liberika.
Namun, ungkap dia, yang agak dikhawatirkan dengan budidaya yang dilakukan berpengaruh terhadap komoditi lain yang selama ini sudah tergolong berhasil bahkan beberapa di antaranya menjadi sentra seperti padi dan buah-buahan berupa jeruk, rambutan, nanas dan lainnya.
Mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu menyatakan, jika kehadiran jenis kopi ini di lokasi wisata Kanoco bisa berpengharuh kepada komoditas lain, maka sebaiknya bisa dicadangkan lokasi lain yang terdapat di Batola.
Terpisah, Dwi Putra dari Biji Kopi Borneo mengutarakan, kopi liberika dikenal sebagai kopi khas gambut karena kemampuan untuk beradaptasi serta toleran terhadap serangan hama dan iklim panas maupun kelembaban tinggi.
Kopi liberika, tambah Dwi, biasa ditanam tumpang sari dengan tanaman lain, terkecuali sawit.
Jenis kopi ini, sebutnya, memerlukan naungan atau dapat menjadi tanaman pelindung untuk mengurangi intensitas matahari sampai di kanopi daun.
Selain itu, papar dia, tanaman ini tidak rakus air dan tidak merusak tata kelola hidrologi gambut.
“Batola memiliki banyak lahan gambut maka sangat cocok menjadi komoditi utama kopi jenis liberika,”tandasnya.
Pj Gubernur lepas Bekantan dan tanam kopi liberika di Pulau Curiak
Sabtu, 3 Juli 2021 10:16 WIB
Saya berharap di bawah binaan Bupati Noormiliyani para petani kopi di sini menjadi khasnya Kalsel dan menjadi hak paten,