Pulau Curiak di tepian Sungai Barito, Kalimantan Selatan, resmi menjadi bagian dari Geopark Meratus yang telah diakui UNESCO sebagai Global Geopark sejak Juni 2025. Pulau seluas 10 hektare ini menyimpan kekayaan biodiversitas khas lahan basah, termasuk vegetasi mangrove rambai dan nipah.
Kawasan ini menjadi habitat alami bagi primata endemik Kalimantan, bekantan (Nasalis larvatus), yang kini menjadi ikon konservasi. Lanskap Pulau Curiak mencerminkan proses geologi ribuan tahun, menjadi laboratorium alam terbuka untuk riset dan edukasi lingkungan.
Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) menetapkan pulau ini sebagai Stasiun Riset Bekantan sejak 2018. Melalui kolaborasi pentahelix, SBI aktif melakukan restorasi ekosistem, edukasi masyarakat, dan wisata minat khusus. Kehidupan bekantan yang damai di pulau ini menjadi simbol keberhasilan konservasi berbasis komunitas. (Abdul Hakim/Andre Mardiansyah/Basim/Hayatun Nufus/Sahabat Bekantan Indonesia)
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.