London (Aantaranews Kalsel) - Pagelaran Festival Budaya Indonesia berupa pameran foto, membaca buku cerita rakyat, workshop tentang angklung, pencak silat, poco-poco, memasak makanan dan tarian tradisional Indonesia menarik perhatian masyarakat di kota Best, Belanda.
Pameran Foto menjadi rangkaian kegiatan Festival Budaya Indonesia di Cultuurspoor, kota Best, demikian Minister Counsellor Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Den Haag, Belanda, Azis Nurwahyudi kepada Antara London, Sabtu.
Dikatakannya, Walikota Best, Anton van Aert membuka Pameran Foto yang menjadi rangkaian kegiatan Festival Budaya Indonesia di Cultuurspoor, kota Best, bersama Kuasa Usaha Ad Interm (KUAI) KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo.
Dalam sambutannya walikota Anton vanAert mengatakan kegiatan budaya adalah salah satu cara untuk membangun saling pengertian yang kemudian dapat dilanjutkan dengan kerjasama, seperti dilakukan antara Indonesia dengan kota Best, Belanda. Dikatakannya meskipun terkadang terdapat perbedaan, namun hubungan baik antara masyarakat kedua bangsa harus terus dijaga.
Kegiatan budaya adalah salah satu cara untuk membangun saling pengertian yang kemudian dapat dilanjutkan dengan kerjasama, seperti yang dilakukan antara Indonesia dengan kota Best, Belanda, ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Kuasa Usaha Ad Interm (KUAI) KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, menceritakan sejarah dan perkembangan kota Jakarta sesuai tema pameran foto yakni Jakarta Art en Culture. Ia juga menjelaskan tentang budaya Indonesia yang beragam, termasuk keindahan alam Indonesia di bagian timur seperti Radja Ampat di Papua.
Ine Woworuntu, WN Indonesia penggagas acara Festival Budaya Indonesia menyebutkan kegiatan yang diselenggarakan Yayasan Bunga Sepatu di kota Best, Belanda dilakukan selama bulan April dan Mei dengan rangkaian pameran foto, membaca buku cerita rakyat, workshop tentang angklung, pencak silat, poco-poco, memasak makanan dan tarian tradisional Indonesia.
Menurut Ine, kegiatan promosi Indonesia sudah dilakukan Yayasan Bunga Sepatu yang dipimpinnya sejak berdiri pada tahun 2010 hingga saat ini, antara lain bekerjasama dengan pemain angklung di Eindhoven dan para fotografer yang tergabung dalam Stylus Photo Gallery.
Pameran menampilkan Jakarta sebagai kota modern dengan berbagai kehidupan masyarakatnya sehari hari. Daerah lain yang juga turut ditampilkan antara lain Yogyakarta dengan proses pembuatan Batik, Pabrik Gula Tradisional di Jawa Timur, Pasar Terapung di Kalimantan Selatan, serta upacara adat di Maluku dan Papua.
Pada acara pembukaan dihadiri sejumlah masyarakat Belanda ditampilkan Tari Yapong dan fashion show oleh anak-anak Belanda yang dengan luwes memperagakan busana dengan berbagai kain dari Indonesia. Meski sedikit canggung tetapi mereka sangat menikmati berpakaian tradisional Indonesia.
Inggrid van Bleek, seorang warga Belanda yang hadir juga terkesan dengan kegiatan budaya yang ditampilkan di Perpustakaan Kota tersebut. Menurutnya acara yang menarik karena mempromosikan Indonesia kepada masyarakat kota Best.
Dalam perbincangan antara KUAI KBRI Den Haag Ibnu Wahyutomo dan Walikota Anton van Aert juga dibicarakan rencana penyelenggaraan Festival Film Indonesia. Walikota juga menawarkan berbagai kerjasama lain yang dapat dikembangkan dari pertemuan tersebut. Acara pembukaan Festival Budaya diakhiri jamuan makan siang dengan menu Soto Ayam yang diikuti oleh para pejabat kota Best dan panitia penyelenggara.