Amuntai, (AntaranewsKalsel) - Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, pada 2014 sudah swasembada beras dan memiliki sisa produksi beras sebanyak 49 ribu ton.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Hulu Sungai Utara HSU, Ilham Hadi di Amuntai, Minggu, mengatakan swasembada beras di daerahnya, selain memenuhi kriteria swasembada di tingkat kabupaten, juga pada tingkat provinsi Kalimantan Selatan.
Menurut Ilham, meski produksi beras di daerahnya telah mengalami surplus, pada 2015 Pemkab HSU akan menambah luas tanam seluas lima ribu hektar.
"Dari 25 ribu hektar luas tanam di 2014, akan kita tambah luas tanam tahun ini menjadi 30 ribu hektar," katanya.
Perluasan luas tanam padi ini, kata Ilham sebagai upaya mendukung kebijakan pemerintah pusat, bahwa Indonesia harus bisa swasembada beras di 2017.
Sedangkan untuk komoditas pertanian lainnya selain padi, seperti produksi jagung dan kedelai, tidak begitu besar, karena kondisi lahan rawa yang mendominasi wilayah Kabupaten HSU kurang mendukung bagi pengembangan tanaman jagung dan kedelai.
Perluasan tanam padi ini, terang Ilham dengan memanfaatkan lahan yang selama ini kurang tergarap maksimal, sebagian lagi dengan memanfaatkan lahan tidur di semua wilayah kecamatan.
Dengan perluasan tanam ini, kata dia, Dinas Pertanian HSU menargetkan produksi di 2015 bisa mencapai 171.690 ton gabah kering giling (gkg), naik sebesar 24,47 persen di banding produksi 2014 sebesar 137.935 gkg.
Menunjang produksi tanaman padi di HSU, dinas pertanian telah mengajukan proposal bantuan ke Kementerian Pusat melalui APBN-P berupa Pompa air 38 buah, mesin tanam 2 unit, mesin panen 9 unit, hand tractor 22 unit dan benih padi untuk 15 ribu hektar.
Jenis bantuan yang diusulkan, kata Ilham sesuai aspirasi para petani yang disampaikan pada musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat desa dan kecamatan.
Ilham berharap upaya peningkatan produksi padi di 2015, bisa dilakukan tanpa terbentur cuaca ekstrem yang selama ini menjadi kendala pertanian.
"Seringkali akibat banjir petani gagal panen" katanya.
Menurut dia, masa panen padi di HSU hanya bisa sekali dalam satu tahun, karena lahan rawa yang mendominasi lahan pertanian di HSU dimanfaatkan secara bergantian untuk menanam padi dan palawija.
"Bila lahan rawa kering atau surut petani, beralih menanam jenis tanaman palawija" tuturnya.
Sehingga, katanya upaya meningkatkan produksi beras mendukung swasembada beras secara nasional hanya bisa dilakukan dengan menambah luas tanam.
Meningkatkan produksi pertanian di HSU, pemerintah pusat juga berupaya untuk menyelesaikan pembangunan proyek Polder Alabio, untuk mendukung irigasi atau pengairan di daerah tersebut.