"Kita tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam daerah melainkan ikut menopang upaya swasembada beras, jadi produksi beras terus kita tingkatkan," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara Ilman Hadi di Amuntai, Kamis.
Ilman mengatakan, produksi padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) mencapai 137 ribu ton gabah kering giling (gkg) sedangkan kebutuhan daerah hanya 50 ribu ton gkg. Sisanya dijual keluar daerah seperti Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Meski cuaca menjadi kendala dalam upaya memperluas lahan tanam akibat air dimusim hujan merendam beberapa lahan pertanian, namun lahan yang masih bisa ditanami seluas 25000 hektar masih mampu memproduksi padi sehingga surplus.
Dinas Pertanian berencana membangun Polder mini sebanyak empat buah di empat kecamatan dengan target luas tanam 500 hektar.
Polder mini akan dibangun di Kecamatan Babirik, Sungai Pandan, Amuntai Tengah dan Haur Gading dengan anggaran yang berasal dari Dana Pembantuan 2018.
"Keberadaan Polder mini diharapkan bisa membuat lahan yang semula tidak bisa ditanami menjadi bisa ditanami dan lahan yang sudah bisa ditanami bisa dua kali panen," kata Ilman.
Dia juga mengakui, kendala dalam memperluas lahan tanam selain faktor cuaca juga keberadaan tanaman liar Putri Malu Raksasa (Minosa Ligra L) atau disebut 'Susupan Gunung' menjadi kendala tersendiri bagi petani.
Tanaman liar ini, sangat cepat menyebar apalagi saat genangan air cukup tinggi seperti di musim penghujan saat ini. Sementara belum ada mesin spesifikasi khusus untuk memotong dengan cepat tanaman ini.
Kepala seksi Pupuk, Peptisida, Alat dan Mesin Pertanian Zainal Abdi mengatakan pihaknya sudah pernah berkonsultasi ke Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan untuk mengkonfirmasi teknologi pertanian untuk mengatasi Susupan Gunung ini.
"Saat ini kami hanya bisa memberi bantuan Herbisida dan Alat Pemotong Rumput yang oleh kelompok tani dimodifikasi agar bisa memotong Susupan Gunung," kata Zainal.
Ia menambahkan saat ini sudah ada Traktor roda empat bantuan Kementerian Pertanian sebanyak 6 unit khusus brigade dinas.
"Traktor ini bisa dipinjam kelompok tani untuk menggarap lahan yang lebih luas dan sulit, namun karena belum ada hibah resmi dari pemerintah pusat maka kami belum bisa menarik retribusi dari pemakaian Traktor roda empat ini," terangnya.
Ditambahkan, Dinas Pertanian sudah pernah memberikan bantuan Traktor ukuran kecil (Cultivator) untuk menggarap lahan hultikultura dan traktor tangan (hand tractor) jenis rotary.