Kandangan (ANTARA) - Pemerintah Kecamatan Daha Selatan bersama Program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN melaksanakan sosialiasi pembentukan Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bundesma) yang diikuti 16 kepala desa serta Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau perwakilan se Kecamatan Daha Selatan.
Sekretaris Camat Daha Selatan, Dody Puriyandhani, di Negara, mengatakan kegiatan ini merupakan inisiatif dari Camat Daha Selatan, Nafarin yang dilatarbelakangi desa-desa di Daha Selatan memiliki banyak potensi usaha sehingga dapat dikembangkan melalui bumdesma.
"Seperti di Desa Sungai Pinang dengan kerajinan pandai besa, Desa Bayanan dengan kerajinan gerabah dan Muning Baru dengan produksi olahan ikan sepat kering," katanya, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jembatan penghubung enam desa jadi usulan prioritas di Daha Selatan
Dijelaskan dia, pembentukan bumdesma untuk meningkatkan pendapat asli daerah serta menggali potensi-potensi usaha yang ada agar lebih berkembang, terutama dalam usaha pengembangan produksi pengolahan ikan sepat kering dengan didampingi CSR PLN pengembangan ikan sepat kering.
Melalui kegiatan ini diharapkan akan terbentuk bumdesa yang nantinya memunculkan adanya unit-unit usaha yang bisa dikembangkan, ujung-ujungnya adalah untuk meningkatkan perekonomian warga di Kecamatan Daha Selatan.
Pendamping CSR PT PLN Wellemharto, mengatakan bumdesma merupakan bentuk kerjasama lebih dari satu desa dalam rangka usaha bersama, dan tidak tumpang tindih dengan badan usaha yang ada, karena cakupannya kepada usaha yang lebih besar.
"Bentuk bumdesma yang produktif ke depannya tentu bisa akan mensejahterakan para anggotanya," katanya, saat memberikan paparan di aula Kantor Kecamatan Daha Selatan.
Baca juga: Capai kesepakatan, persoalan Pertamina dan SPI Kalsel selesai
Kepala Desa Muning Baru, Gusriadi, mengatakan di desanya yang mata pencahariannya sebagian besar warganya merupakan nelayan, memiliki beberapa kelompok usaha pengolahan ikan sepat kering.
Menurut dia, produk-produknya saat ini tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tapi juga hingga ke luar daerah, pengirimannya sudah sampai ke Jawa dan Sumatera, hingga keluar negeri seperti Malaysia dan Brunei, hingga ke Arab Saudi ketika musim haji.
Pembuatan olahan ikan sepat kering di desa ini menjadi salah satu produk primadona, disamping karena ditunjang dengan populasi ikan sepat di desa Sungai Muning masih melimpah, dan setiap hari warga setempat memproduksi olahan sepat kering yang biasaya terlihat dijemur di sepanjang sisi jalan desa.