Barabai (ANTARA) - Ibu hamil menunggu pertolongan, tanah longsor masih menutup jalan ke Dusun Arangani (RT 6), Desa Alat, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
"Hitungannya 20 hari dari hari ini melahirkan, mulai terasa nyeri. Naik 9 bulan, bila terpaksa dibawa berjalan ke Puskesmas Hantakan. Bidan kampung tidak ada di sini, " ujar Samnah (39) mengandung anak ke limanya.
Ketua RT Dusun Arangani, Mansyah mengatakan ada 6 ibu hamil dan dua diantaranya tinggal menghitung hari untuk melahirkan.
"Jubaidah dan Samnah hampir melahirkan tinggal menghitung hari. Yang lainnya ada Sahrinda Wati, Habsah, Yuliana dan Susani. Kemarin ada Sariati ditandu melewati longsor sampai ke ambulan, sudah melahirkan," ujar.
Melihat kondisi sekarang akses jalan utama menuju puskesmas, dikatakan Aiptu Jhon Robet jalan itu sangat tidak memungkinkan untuk membawa ibu hamil.
"Demi keselamatan ibu dan anaknya yang di dalam perut, longsor itu harus segera dibersihkan. Itu yang kita ketahui baru di Dusun Arangani belum di dua desa di atasnya. Tindakan harus cepat," ujar Polisi yang diutus Kapolres HST, AKBP Danang Widaryanto untuk melihat kondisi warga.
Saat ini excavator bantuan dari Kabupaten Barito Utara sudah datang untuk membuka akses jalan, sementara baru mencapai RT 5 besok ditarget membersihkan jalan menuju RT 6 (Dusun Arangani).
"Dari RT 1 Desa Alat sekitar 15 km menuju dusun dusun di ujung kampung. Ada Desa Hinas Kanan dan Datar Ajab kondisinya juga memprihatin. Pantauan kawan kawan relawan para pendaki jalur menuju ke sana terdapat banyak longsor," ujar koordinator lapangan, posko bantuan khusus masyarakat pedalaman meratus di RT 1 Desa Alat, Kecamatan Hantakan.
Dikonfirmasi, Camat Hantakan, Kartadipura mengatakan bahwa sudah mengetahui kondisi ibu hamil itu saat melakukan monitoring langsung kesehatan warga menggunakan trail.
"Alasan dari puskesmas katanya tidak bisa mengirim bidan adalah faktor keselamatan ibu dan janin. Saat keadaan gawat darurat saat proses melahirkan," jelasnya.
Pantauan ANTARA dilokasi, kondisi pemukiman warga porak poranda akibat banjir dan jalan menuju desa ada sekitar 5 titik longsor dan terpanjang ada sekitar 300 meter lengkap dengan lumpurnya.