Banjarmasin (ANTARA) - Warga masyarakat Desa Aluan Mati dan Desa Aluan Sumur Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) mengharapkan agar sesegera mungkin perbaikan "titian baayun" atau jembatan gantung.
Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Ahad melaporkan, titian baayun yang menghubungkan Desa Aluan Mati seberang menyuberang kini rusak parah karena terjangan banjir, 14 Januari lalu sehingga tidak bisa lagi lewat berjalan kaki, terlebih pakai sepeda motor.
Sementara keberadaan Titian Baayun "Thamrin" di Desa Aluan Mati (sekitar 172 kilometer utara Banjarmasin) bukan saja untuk warga masyarakat setempat, tetapi juga bagi orang-orang desa tetangga, baik dalam wilayah Batu Benawa, bahkan kecamatan lain.
Sebagai contoh arti penting dari keberadaan titian itu, terutama bagi mereka yang mau ke Barabai (165 kilometer utara Banjarmasin), ibukota HST untuk berbagai keperluan seperti berbelanja, berjualan serta sekolah, dan lainnya.
Titian Desa Aluan Mati sudah beberapa kali pembangunan, karena terjangan banjir - meluapnya Kali Benawa yang berhulu pada kawasan Pegunungan Meratus dan hilirnya Sungai Barabai, hingga perairan Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Sungai Barito.
Sebelumnya atau hingga Tahun 1970-an ketika itu masing Desa Aluan Sumur (belum pemekaran) belum berupa titian gantung - masih dalam bentuk konstruksi "Ulin" (kayu besi), tetapi hancur kena terjangan banjir.
Kemudian dalam bentuk titian baayun sudah dua kali rusak karena terjangan banjir, dan 14 Januari 2021 merupakan yang ketiga. Bahkan menurut warga masyarakat setempat banjir atau baah kali terbesar dalam kurun waktu 70 tahun.
"Pasalnya beberapa kali baah sebelumnya 'kada suah' (tidak pernah) sampai masuk rumah kami," ungkap Mohammad Ilmi Muhran (61), warga Aluan Mati mengutip keterangan saudaranya yang sudah berumur 73 tahun lebih.
Warga Aluan Mati dan Aluan Sumur HST harapkan perbaikan "titian baayun"
Minggu, 17 Januari 2021 14:22 WIB