Martapura (ANTARA) - Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis di Lembah Bukit Manjai di Mandiangin Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan menjadi lokasi riset mahasiswa semester akhir Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Di bawah dosen pembimbing Dewi Amelia Widyastuti, M.Pd, yang juga Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi ULM, sekitar sepuluh mahasiswa mengikuti peninjauan lokasi penelitian.
Baca juga: PSKH ULM jadi motor penggerak pembangunan peternakan Kalsel
“Penelitian yang dilakukan di Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis Lembah Bukit Manjai ini sangat menarik, karena banyaknya keanekaragaman yang ada dan upaya konservasi yang sedang dilakukan, seperti pelestarian pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri) dan Anggrek raksasa (Grammatophyllum speciosum) mulai sulit ditemukan di alam," jelas Dewi Amelia Widyastuti di Banjar, Selasa.
Lebih lanjut, menurut Dewi, melalui keterlibatan mahasiswa dalam penelitian yang dilakukan, akan turut serta dalam kegiatan yang mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi fokus utama di kampus, khususnya dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat serta penguatan kualitas riset.
Taman Biodiversitas ini sendiri berdirinya diprakarsai oleh Dr. Amalia Rezeki, seorang Biologist Conservation, pada 5 November 2020 bertepatan dengan hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, dengan luasan sekitar 4 hektar, dan bertujuan sebagai wahana riset, konservasi serta wisata minat khusus.
Dikelola Pusat Studi & Konservasi Keragaman Hayati Indonesia, sebuah lembaga non profit yang berdiri sejak 2013.
Baca juga: Kapolda Kalsel rasakan sensasi kendarai mobil listrik karya mahasiswa ULM
Menurut Amel, sebutan akrab peraih ASEAN Youth Eco Champion 2019 di Cambodia dan penghargaan KALPATARU 2022, sebagai Penyelamat Lingkungan dari Pemerintah Republik Indonesia.
"Taman Biodiversitas ini didirikan, sebagai bentuk tanggung jawab keilmuan saya, mengingat saya juga dosen pendidikan biologi di ULM dan berusaha memberikan terbaik bagi pengembangan keilmuan, khususnya biologi serta rasa cinta saya terhadap almamater ULM, dengan berusaha memberikan kontribusi terbaik bagi kampus saya," ucapnya.
Di sisi lain sebagai bentuk keimanan yang dia yakini sebagai khalifah di muka bumi untuk menjaga, merawat dan memuliakan alam ciptaan-Nya Allah SWT.
Taman Biodiversitas juga berfungsi menjaga keseimbangan neraca air di kawasan Mandiangin Timur melalui peran hidrologis.
Dengan adanya vegetasi tumbuhan tersebut, ketika terjadi hujan turun, maka sebagian dari air hujan akan mampu diserap dan dikelola oleh ekosistem Taman Biodiversitas ini.
Sehingga tak mengherankan jika di kawasan Taman Biodiversitas terdapat mata air yang tak pernah kering, meski di musim kemarau sekalipun. Mata air ini disebut “Tirta Asri".
Baca juga: 2,266 ULM students attain national and international achievements
Sementara itu, menurut Ramadhan Jayusman, S.Si, Pengelola Taman Biodiversitas di itaman ini tumbuh berbagai tegakan secara alami, seperti durian (Durio zibethinus), langsat (Lansium domesticum), jengkol (Archidendron pauciflorum), gayam, sukun (Artocarpus altilis), dan nangka (Artocarpus heterophyllus).
Kemudian, cempedak (Artocarpus integer), jambu air (Syzygium aqueu), pohon tarap (Artocarpus odoratissimus) dan pohon langka seperti ulin (Eusideroxylon zwageri), serta gaharu (Aquilaria malaccensis) di samping itu juga banyak tumbuh ragam jamur makroskopis yang unik dan eksotik untuk diamati.
Adapun keanekaragaman faunanya jika beruntung bisa menemukan kawanan lutung kelabu (Trachypithecus cristatus) dan beruk (Macaca nemestrina), kijang (Muntiacus muntjak), landak (Hystrix javanica), serta berbagai jenis burung dan reptil.
Taman Biodiversitas ini dilengkapi beberapa gazebo tempat istirahat dan bagi yang suka camping, terdapat juga fasilitas camping ground dengan pemandangan khas hutan hujan tropis Kalimantan.
Baca juga: Pemkab Kotabaru gandeng ULM terkait pendidikan