Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan Dyan Pramono Effendy mengungkapkan, sepuluh pendorong inflasi di Kota Banjarmasin pada Oktober 2014, di antaranya pecel.
"Memang andil pecel terhadap inflasi di ibu kota Kalsel itu terkecil dibandingkan komoditi lain, yaitu hanya 0,0223 atau mengalami perubahan harga 10,94 persen," ungkapnya di Banjarmasin, Senin.
Inflasi di "kota seribu sungai" Banjarmasin pada Oktober 2014 sebesar 0,56 persen. Lanju inflasi kumulatif tahun 2014 (Oktober 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 3,92 persen dan laju inflasi "year on year" (Y-o-Y) 5,52 persen.
Sepuluh komoditi pendorong dan andilnya terhadap inflasi di kota Banjarmasin Oktober 2014, terbesar angkutan udara 0,1146, tarip listrik 0,0958, mie 0,0597, ikan gabus (iwah haruan) 0,0408, dan bawang merah 0,0391.
Kemudian beras 0,0373, bahan bakar rumah tangga 0,0354, cabai merah 0,0329, ikan sepat siam 0,0315, dan pecel 0,0233.
Sedangkan 10 komoditi yang menahan inflasi di Banjarmasin dan terbesar andilnya, yaitu semangka, pisang, buah melon, gula pasir, ikan selar/tude, wortel, ikan tongkol/ambu-ambu, daging ayam kampung, ikan layang/benggol, dan telur itik.
Sementara tingkat inflasi di kota Tanjung (236 Km utara Banjarmasin), ibu kota Kabupaten Tabalong, Kalsel pada Oktober 2014 sebesar 0,20 persen atau lebih rendah dari ibu kota provinsi tersebut.
Sepuluh komoditi pendorong inflasi di "kota minyak" Tanjung itu dengan andil terbesar antara lain kacang panjang, cabai rawit, bahan bakar rumah tangga, ikan gabus, pasta gigi, dan tarif listrik.
Komoditi yang menahan inflasi di kota paling utara Kalsel itu, antara lain daging ayam ras, beras, buah apel, ikan layang/benggol, daging ayam kampung, dan ikan tongkol/ambu-ambu.
Gabungan dari kedua Kota Banjarmasin dan Tanjung itu sebagai gambaran tingkat inflasi di Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota, pada Oktober 2014 sebesar 0,54 persen.
Dari sembilan kota di Kalimantan yang menjadi sampel untuk inflasi/deflasi, inflasi tertinggi di Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) 0,60 persen, Banjarmasin, 0,56 persen, dan Sampit, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) 0,41 persen.
Kemudian Tarakan Kaltim 0,37 persen, Palangkaraya, ibu kota Kalteng 0,33 persen, dan Kota Tanjung Tabalong Kalsel 0,20 persen. Selebihnya tiga kota mengalami deflasi yaitu Pontianak Kalimantan Barat (Kalbar) sebesar -0,42 persen, Singkawang Kalbar -0,48 persen dan Balikpapan Kaltim -0,48 persen.
Pecel Turut Dorong Inflasi
Senin, 3 November 2014 16:34 WIB