Banjarmasin (ANTARA) - Calon Bupati (Cabup) Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan H Ahmad Tamzil menyatakan tidak akan "menjilat ludah" sendiri dalam perlindungan kawasan Pegunungan Meratus di wilayahnya.
Pernyataan itu sebelum mengikuti debat lima pasangan calon (Paslon) Bupati - Wakil Bupati (Wabup) HST di TVRI Kalimantan Selatan (Kalsel) - Jalan A Yani km6 Banjarmasin, malam Kamis (25/11).
"Kalau 'ulun' (saya) yang memberi 'lampu hijau' untuk tidak mengeksploitasi batu bara (emas hitam) dan usaha perkebunan kelapa sawit di kawasan Meratus HST, maka tidak akan menjilat ludah 'saurang' (sendiri), jika nanti menjadi pemimpin daerah setempat," tegasnya.
"Apalagi saya sendiri mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup HST dan selama berdinas lima tahun di Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) tersebut, bahkan menjadi 'striker' mengawal menjaga memelihara keperawanan Meratus," lanjutnya.
Begitu pula Presiden mengapresiasi dan melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia memberi penghargaan berupa Anugrah Adipura sebanyak lima kali dengan kategori kota kecil.
Penganugerahan Adipura tersebut atas keberhasilan mengelola kesejukan, kebersihan, keteduhan kota Barabai (ibu kota HST, 165 kilometer utara Banjarmasin), termasuk dalam mempertahan keperawanan Meratus yang masih tersisa di wilayah hukum HST, demikian Tamzil.
Dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Tahun 2020 di "Bumi Murakata" HST tersebut, Tamzil berpasangan dengan HM Ilham Efendhy dengan nomor urut dua (2) yang mengangkat slogan "Bersama Kita Bisa".
Selain pernah menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup HST, Tamzil yang putra dari almarhum H A Madjid Sjahranie - mantan Kepala SMAN Barabai itu juga mantan Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) setempat.
Sedangkan Ilham Efendhy asli urang Kampung Kadi Barabai, putra dari almarhum H Syarkawi D BA, mantan Bupati HST Tahun 1980-an.
Pada tempo dulu "kota apam" Barabai mendapat julukan "Bandung Kalimantan" dari Presiden Soekarno dan masa Hindia Belanda berjuluk "Paris van Borneo" serta ketika pendudukan Jepang di Bumi Murakata HST terdapat tempat perawatan penyakit paru atau Sanatorium yang tepatnya di perbukitan Manggasang.
Tempat Sanatorium tersebut kini disulap menjadi Puskesmas Kecamatan Hantakan (sekitar 175 kilometer timur laut Banjarmasin atau sepuluh kilometer dari kota Barabai, yang sebelumnya masih menyatu dengan Kecamatan Batu Benawa.
Cabup HST Kalsel Tamzil tidak akan "jilat ludah" sendiri
Kamis, 26 November 2020 5:07 WIB