Banjarmasin (ANTARA) - Guru Haji Saiful Anshari mengingatkan kaum Muslim agar dalam hidup dan kehidupan jangan selalu mengharapkan atau tergantung pujian orang, tetapi juga harus siap, tabah dan sabar seandainya mendapat hinaan.
"Sebab seseorang yang hanya selalu mengharap atau ketergantungan dengan pujian orang, ketika mendapat hinaan bisa stres," ujar Guru Saiful dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin,. sesudah Shalat Subuh Ahad.
Pasalnya, lanjut Guru Saiful, belum tentu atau tidak semua senang dengan orang yang melakukan kebaikan, walau sebaik apa pun. "Apalagi orang tersebut memang tidak senang dengan kita, selalu dia melontarkan kritikan," kata Guru Saiful.
Menurut dia, seseorang yang selalu mengharapkan pujian orang lain bisa mengarah kepada mensyarikatkan Allah SWT.."Karena sebagaimana Surah Al Fatihah ayat (5) segala puja dan puji (pujian atau sanjungan) hanya milik Allah," lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut, Guru Saiful secara umum dan sekilas menyinggung aqikah dan ibadah qurban yang menjadi sunnah bagi kaum Muslim.
Ia menerangkan, bahwa aqikah dan ibadah qurban itu berbeda, walau ada beberapa kesamaan seperti ketentuan jenis hewan sembelihan serta umurnya.
Guru Saiful sengaja mengangkat topik masalah ibadah qurban, karena tidak berapa lama lagi tiba Idul Adha atau Hari Raya Haji yang merupakan momentum pelaksanaan penyembelihan hewan qurban.
Ia menambahkan, pelaksanaan ibadah qurban tersebut karena "tasalimbat" (diluar sadar) ucapan Nabi Ibrahim alaihi salam (as) yang terkenal pemurah.

Diceritakan, suatu ketika Malaikat semacam memberi teguran atas kepemurahan Nabi Ibrahim as, dan Nabi Ibrahim berkata : "jangankan harta, anak pun akan aku qurbankan kalau perintah Allah (waktu itu belum punya anak/Nabi Ismail as belum lahir).
Guru Saiful menyayangkan seorang Muslim yang berkemampuan (misalnya memiliki sepeda motor beberapa buah serta punya pendapatan memadai) tidak melaksanakan ibadah qurba.
"Masalah ibadah qurban tidak tergantung kaya atau tidak katanya seseorang, tapi sangat tergantung pada kesadaran dan kemauan. Orang tidak berpunya atau penghasilan pas-pasan bisa saja melakukan ibadah qurban dengan tekad dan kemauan yang tulus," demikian Guru Saiful Anshari.