Oleh Hasan Zainuddin
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel)- Bank Kalsel di wilayah Kalimantan Selatan berusaha meniru operasional Bank BJB Jawa Barat dan kini sudah menyebar secara nasional.
Direktur Bank Kalsel Juni Rif`at ketika ditanya wartawan di Banjarmasin, Kamis, mengakui adanya keinginan operasional lembaga perbankan tersebut seperti Bank BJB.
Bank BJB bukan saja menyebar di Pulau Jawa tetapi sudah membuka operasionalnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Keinginan tersebut sesuai dengan kehendak Gubernur Kalsel Rudy Ariffin seperti diutarakannya beberapa waktu lalu agar Bank Kalsel milik pemerintah provinsi Kalsel bisa berada di mana saja, bahkan hingga ke Maluku.
Gubernur Rudy Ariffin saat HUT Bank Kalsel ke-50 menantang manajemen Bank Kalsel mengembangkan sayapnya bukan saja ke Jakarta tetapi ke seluruh ibukota provinsi di tanah air.
Menurut Juni Rif`at keinginan tersebut muncul setelah kondisi lembaga perbankannya terus membaik, bahkan sudah memperoleh berbagai penghargaan terbaik dibandingkan lembaga perbankan serupa serupa di tanah air.
Bahkan kontribusi Bank Kalsel terhadap pembangunan daerah wilayahnya begitu besar, baik selaku lembaga pemberi kredit kepada masyarakat juga kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pemerintah setempat.
Berdasarkan catatan, Bank Kalsel yang tadinya hanya sebagai kas daerah tersebut terus berkembang dan berusia 50 tahun, hingga kini memiliki cabang di 13 kabupaten kota se-Kalsel, belum lagi 19 unit, dan pembantu cabang termasuk di Jakarta yang membuktikan lembaga ini sudah sejajar dengan perbankan lainnya.
Sebanyak 40 persen kredit lembaga ini dikhususnya untuk usaha mikro dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat kecil.
Kredit disalurkan kisaran Rp10 juta hingga hingga Rp200 miliar seperti hanya untuk tukang bakso, pedagang es kelapa, kelontong, hingga kredit besar seperti pembiayaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan lainnya.
Jumlah kredit yang disalurkan bank ini Rp6 triliun, sementara tabungan masyarakat Rp2 triliun, dan jika ditotalkan termasuk deposito maka senilai Rp8 triliun.