Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Hasil penelitian Perusahaan Air Minum Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara menyebutkan bahwa kondisi air sungai Balangan selain mengandung ecoli yang melebihi ambang baku mutu kadar zat besi juga di ambang batas toleransi yang ditetapkan.
Staf laboratorium Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan Era Retnaningsih, di Amuntai, Minggu, mengemukakan kadar besi (Fe) pada Air Sungai Balangan cukup tinggi dan berada di atas baku mutu yang disyaratkan.
Petugas Laboratorium PDAM HSU ini juga menuturkan, ambang baku mutu yang ideal bagi kadar besi hanya 0,3 miligram per liter, namun hasil pengujian di Sungai Balangan ternyata kadar besinya mencapai 2,6 miligram per liter.
"Biasanya kadar besi ini sewaktu-waktu bisa berubah, namun rata-rata kadar besinya mencapai 1 miligram per liter," katanya.
Kadar besi yang melebihi batas baku mutu ini, lanjutnya, jelas akan berdampak bagi kesehatan manusia khususnya jika dikonsumsi akan menambah beban kerja ginjal yang merupakan salah satu satu organ vital manusia.
Namun dalam proses produksi air minum, PDAM juga berupaya mengurangi kadar besi ini agar tidak membahayakan pelanggan.
Hasil olahan PDAM HSU ini, sudah diuji banding ke Laboratorium Sasana Santika PDAM Bandarmasih di Banjarmasin, sehingga relatif aman untuk dikonsumsi.
Selain itu dari pihak Dinas Kesehatan HSU dan Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL PPM) Provinsi Kalimantan Selatan juga secara rutin melakukan pengujian air olahan PDAM.
"Dari hasil uji banding yang dilakukan, hasilnya air produksi PDAM sangat aman dikonsumsi," kata Retnaningsih sambil memperlihatkan lembar hasil pengujian.
Bahkan, ia mengaku pernah meminum langsung air olahan PDAM di lokasi hasil pengolahan tanpa dimasak.
"Namun saya tidak menganjurkan masyarakat untuk meminum langsung air PDAM tersebut sebelum dimasak, karena dalam proses penyaluran air ke rumah-rumah pelanggan, kemungkinan masuknya bakteri saat disalurkan ke dalam pipa bawah tanah bisa saja terjadi," katanya.
Menurut dia, tidak menutup kemungkinan pada proses pendistribusian air, ada pipa yang bocor, sehingga bakteri masuk ke dalam saluran air. Karena itu, untuk lebih amannya, air yang disalurkan PDAM sebaiknya dimasak terlebih dahulu.
Sebelumnya, berdasarkan hasil pengambilan sampel pada Aliran Sungai Balangan yang selama ini menjadi bahan baku produksi air minum PDAM Hulu Sungai Utara (HSU) ternyata kandungan Coliform dan Colitinja mencapai 22.000 MPN/100 ml sampel.
Demikian pula hasil pengujian sampel air Sungai Hilir Negara yang menjadi bahan baku pengolahan air bersih IKK Alabio mengandung kadar ecoli mencapai 4.600 MPN/100 ml sampel.
"Padahal, standar kandungan Coliform dan Colitinja semestinya 1000 MPN/100 ml sampel sesuai dengan standar Permenkes" ujar Retnaningsih.
Tingginya kandungan ecoli di sungai, kata Retnaningsih, disebabkan kebiasaan masyarakat yang masih suka buang air besar atau sampah ke sungai sehingga mencemari sungai.
Namun, demikian, menurut Retnaningsih, air sungai yang sudah melalui proses pemurnian oleh PDAM HSU masih layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan.4
