• Top News
  • Terkini
  • Rilis Pers
Antaranews.com
Tentang Kami
Antara News kalsel
Rabu, 20 Agustus 2025
Antara News kalsel
Antara News kalsel
  • Home
  • Nusantara
      • antaranews.com
      • Aceh/NAD
      • Bali
      • Bangka/Belitung
      • Banten
      • Bengkulu
      • Gorontalo
      • Jambi
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Barat
      • Kalimantan Selatan
      • Kalimantan Tengah
      • Kalimantan Timur
      • Kalimantan Utara
      • Kepulauan Riau
      • Kuala Lumpur
      • Lampung
      • Maluku
      • Megapolitan
      • NTB
      • NTT
      • Papua
      • Papua Tengah
      • Riau
      • Sulawesi Selatan
      • Sulawesi Tengah
      • Sulawesi Tenggara
      • Sulawesi Utara
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Selatan
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
  • Pariwisata & Lingkungan Hidup
    • Dishut Kalsel bagikan ribuan bibit pohon dukung penghijauan

      Dishut Kalsel bagikan ribuan bibit pohon dukung penghijauan

      Kamis, 14 Agustus 2025 15:59

      KLH proses hukum perusahaan terkait kebakaran lahan di Banjar

      KLH proses hukum perusahaan terkait kebakaran lahan di Banjar

      Sabtu, 9 Agustus 2025 9:16

      Dishut Kalsel ajak cintai hutan melalui Si HH Kehutan dan Trainforestee

      Dishut Kalsel ajak cintai hutan melalui Si HH Kehutan dan Trainforestee

      Senin, 4 Agustus 2025 23:11

      Kalsel pulihkan fungsi ekologis hutan kritis melalui pola kemitraan

      Kalsel pulihkan fungsi ekologis hutan kritis melalui pola kemitraan

      Kamis, 24 Juli 2025 18:12

      Geopark Meratus ditekankan harus sejahterakan warga

      Geopark Meratus ditekankan harus sejahterakan warga

      Sabtu, 19 Juli 2025 17:03

  • Nasional
    • Rupiah kian melemah jadi Rp16.230 per dolar AS

      Rupiah kian melemah jadi Rp16.230 per dolar AS

      Selasa, 19 Agustus 2025 14:35

      Banjir di Pakistan, 670 orang tewas, 200 hilang

      Banjir di Pakistan, 670 orang tewas, 200 hilang

      Senin, 18 Agustus 2025 21:55

      Kurs rupiah turun jadi Rp16.186 per dolar AS

      Kurs rupiah turun jadi Rp16.186 per dolar AS

      Senin, 18 Agustus 2025 14:37

      Kebakaran di Blora, ESDM benahi sumur minyak rakyat

      Kebakaran di Blora, ESDM benahi sumur minyak rakyat

      Senin, 18 Agustus 2025 13:44

      Bupati Blora: Sumur minyak terbakar belum legal

      Bupati Blora: Sumur minyak terbakar belum legal

      Senin, 18 Agustus 2025 13:18

  • Seputar Kalsel
    • Pemprov Kalsel
    • Kotabaru
    • DPRD Kotabaru
    • Tanah Bumbu
    • Hulu Sungai Utara
    • Hulu Sungai Selatan
    • Hulu Sungai Tengah
    • Balangan
    • Tanah Laut
    • Yayasan Amanah Bangun Negeri
    • Banjarbaru
    • DPRD Kalsel
    • Tapin
    • Barito Kuala
    • DPRD Balangan
    • Banjar
    • Banjarmasin
    • Tabalong
    • Umum
    • Olahraga
      • IBL All Indonesian 2025 - Satria Muda tiga kali menang, pimpin klasemen

        IBL All Indonesian 2025 - Satria Muda tiga kali menang, pimpin klasemen

        Rabu, 20 Agustus 2025 6:26

        Piala Kemerdekaan 2025 - Mali juara, tekuk Indonesia 2-1

        Piala Kemerdekaan 2025 - Mali juara, tekuk Indonesia 2-1

        Selasa, 19 Agustus 2025 6:16

        IBL All Indonesian 2025 - Satria Muda lumat Bima Perkasa 100-44

        IBL All Indonesian 2025 - Satria Muda lumat Bima Perkasa 100-44

        Senin, 18 Agustus 2025 22:35

        IBL All Indonesian 2025 - Pelita Jaya tundukkan Kesatria Bengawan Solo 81-75

        IBL All Indonesian 2025 - Pelita Jaya tundukkan Kesatria Bengawan Solo 81-75

        Senin, 18 Agustus 2025 22:14

        Super League  - Persib ditumbangkan Persijap 1-2

        Super League - Persib ditumbangkan Persijap 1-2

        Senin, 18 Agustus 2025 21:35

    • Pendidikan
        • Berita ULM
        • POLIBAN BANJARMASIN
        30 mahasiswa ULM terima beasiswa dana sawit Rp6 miliar

        30 mahasiswa ULM terima beasiswa dana sawit Rp6 miliar

        Rabu, 20 Agustus 2025 5:04

        ULM kukuhkan empat guru besar bidang pertanian

        ULM kukuhkan empat guru besar bidang pertanian

        Selasa, 19 Agustus 2025 18:24

        DPRD Kalsel minta profesor baru ULM perkuat pembangunan Banua

        DPRD Kalsel minta profesor baru ULM perkuat pembangunan Banua

        Selasa, 19 Agustus 2025 12:07

        ULM latih KWT Banjarbaru produksi pupuk kompos ramah lingkungan

        ULM latih KWT Banjarbaru produksi pupuk kompos ramah lingkungan

        Senin, 18 Agustus 2025 9:52

        Dosen dan mahasiswa Poliban buat inovasi tur kampus virtual

        Dosen dan mahasiswa Poliban buat inovasi tur kampus virtual

        Sabtu, 16 Agustus 2025 6:32

        Pemprov Kalsel puji Poliban bina mental mahasiswa baru gandeng Rindam Mulawarman

        Pemprov Kalsel puji Poliban bina mental mahasiswa baru gandeng Rindam Mulawarman

        Selasa, 12 Agustus 2025 19:24

        Belasan mahasiswa Poliban lulus sertifikasi Zahir Internasional

        Belasan mahasiswa Poliban lulus sertifikasi Zahir Internasional

        Jumat, 8 Agustus 2025 21:19

        Puluhan mahasiswa Poliban raih beasiswa hingga lulus kuliah

        Puluhan mahasiswa Poliban raih beasiswa hingga lulus kuliah

        Kamis, 7 Agustus 2025 20:02

    • English News
      • Kotabaru DPRD highlights damages to Empat Serangkai dock

        Kotabaru DPRD highlights damages to Empat Serangkai dock

        Selasa, 19 Agustus 2025 22:07

        Kotabaru launches "Gasing" mathematics training

        Kotabaru launches "Gasing" mathematics training

        Selasa, 19 Agustus 2025 21:23

        Emas Antam hari ini naik tipis ke Rp1,897 juta per gram

        Emas Antam hari ini naik tipis ke Rp1,897 juta per gram

        Selasa, 19 Agustus 2025 14:13

        Whale sharks become new tourist magnet in E Kalimantan's Pulau Miang

        Whale sharks become new tourist magnet in E Kalimantan's Pulau Miang

        Senin, 18 Agustus 2025 22:54

        Indonesia airdrops humanitarian aid to Gaza on 80th Independence Day

        Indonesia airdrops humanitarian aid to Gaza on 80th Independence Day

        Senin, 18 Agustus 2025 22:43

    • Infografik
    • Foto
      • Anggota DPRD Banjarbaru hadiri upacara HUT ke-80 RI

        Anggota DPRD Banjarbaru hadiri upacara HUT ke-80 RI

        Minggu, 17 Agustus 2025 22:18

        Penandatanganan kesepakatan KUA-PPAS tahun 2026

        Penandatanganan kesepakatan KUA-PPAS tahun 2026

        Kamis, 14 Agustus 2025 22:11

        Diskominfo Kalsel dan ANTARA latih Gen Z menulis sesuai fakta

        Diskominfo Kalsel dan ANTARA latih Gen Z menulis sesuai fakta

        Selasa, 12 Agustus 2025 20:15

        Bupati Tanah Bumbu ikuti rakor tangani karhutla

        Bupati Tanah Bumbu ikuti rakor tangani karhutla

        Sabtu, 9 Agustus 2025 9:53

        KRI Hiu 634 berlayar jalankan misi ERB 2025 di wilayah 3T

        KRI Hiu 634 berlayar jalankan misi ERB 2025 di wilayah 3T

        Rabu, 6 Agustus 2025 17:36

    • Video
      • QRIS Jelajah Indonesia mulai rambah perdesaan Kalimantan Selatan

        QRIS Jelajah Indonesia mulai rambah perdesaan Kalimantan Selatan

        Selasa, 19 Agustus 2025 16:22

        Meriah, ASN Banjarmasin rayakan HUT RI dengan lomba dan permainan

        Meriah, ASN Banjarmasin rayakan HUT RI dengan lomba dan permainan

        Senin, 18 Agustus 2025 19:46

        Kalsel luncurkan gebyar panutan pajak kendaraan bermotor

        Kalsel luncurkan gebyar panutan pajak kendaraan bermotor

        Jumat, 15 Agustus 2025 7:20

        Ramai-ramai manfaatkan layanan Disdukcapil di Kalsel Expo 2025

        Ramai-ramai manfaatkan layanan Disdukcapil di Kalsel Expo 2025

        Kamis, 14 Agustus 2025 23:11

        Pameran produk unggulan dan inovasi dorong ekonomi Kalsel

        Pameran produk unggulan dan inovasi dorong ekonomi Kalsel

        Senin, 11 Agustus 2025 21:11

    Astronomi Pedoman Bertani Dayak Meratus

    Senin, 6 Agustus 2012 21:54 WIB

    Astronomi Pedoman Bertani Dayak Meratus

    Pembukaan lahan huma di pegunungan Meratus. (herry murdy)

    Ketertarikan pada tanaman padi sudah tumbuh sejak dirinya masih kecil dan setiap kali melihat hamparan padi menguning, hatinya selalu terenyuh, karena padi yang menguning menunduk berat, tanda harapan bagi petani masih ada.

    "Saya yakin siapapun yang melihat padi sedang menguning, hatinya pasti senang, karena kesenangan pada padi bersifat universal, padi tetaplah tanaman yang terindah dan terpenting yang Tuhan ciptakan untuk umat manusia," kata Dr Ir Abdul Haris Mustari,dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB).

    Oleh karena itu, ketika terlibat dalam penelitian Tim Ekspedisi Khatulistiwa di Pegunungan Meratus Provinsi Kalimantan Selatan bersama Tim TNI, Haris Mustari mengaku matanya selalu tertuju pada hamparan padi menguning di lembah dan lereng Pegunungan Meratus itu.

    Kebetulan dalam periode ekspedisi itu, April-Juli 2012, bertepatan dengan musim padi menguning di penjuru negeri Meratus.

    Karena itu ia tertarik untuk menggali kehidupan agraris dan kearifan tradisional Dayak dalam bercocok tanam dan bagaimana mereka memperlakukan padi secara istimewa.

    "Kami memang tidak punya uang, tapi kami sugih (kaya) banih (padi)," demikian pak Imar penduduk Pegunungan Meratus seperti dikisahkan Haris Mustari.

    Menurut Haris kala itu Pak Imar berkisah ketika semalam suntuk saat ia dan Praka Paskhas Tugiran meminta izin untuk menginap bersamanya di pehumaan (sawah lahan kering) di Gunung Nunungin yang sejuk di kampung Manakili, Loksado, Pegunungan Meratus.

    Tujuan mereka menginap adalah menggali kearifan tradisional Dayak melalui tokoh itu. Meski singkat, tapi sangat mengesankan untuk menimba ilmu yang sangat berharga dari Pak Imar.

    "Saya dengan latar belakang akademis dari suatu perguruan tinggi yang terkenal dan tertua ilmu-ilmu pertaniannya, IPB dan sempat menimba ilmu selama kurang lebih tujuh tahun di luar negeri, bagi saya ilmu yang diberikan tokoh dan masyarakat Dayak itu membuat saya semakin menundukkan kepala dan merendahkan hati," Kata Haris Mustari.

    Ternyata banyak ilmu bertani dan kearifan tradisional warisan leluhur yang sangat berguna yang tidak didapatkan di bangku kuliah, tambah Haris Mustari.

    "Kami adalah Dayak Meratus, yang mewarisi hutan dan alam Pegunungan Meratus," demikian Pak Imar dan penduduk setempat membuat identitas diri.

    Bagi orang Dayak, bercocok tanam adalah sumber utama penghidupan.

    Penduduk asli Kalimantan ini menanam berbagai jenis tanaman seperti padi, singkong, keladi, pisang, ubi dan berbagai jenis palawija yang menunjang kehidupan sehari hari.

    Dari berbagai jenis komoditi pertanian tersebut, padi adalah yang paling utama karena menjadi makanan pokok.

    Padi dalam bahasa Dayak Meratus disebut banih, setiap nama padi didahului dengan kata banih. Bagi orang Dayak, padi bukan sekedar makanan pokok tetapi menjadi jenis tanaman yang disakralkan.

    "Padi adalah pemberian langsung Sang Dewata atau Sang Hyang yang sangat penting bagi kami," ujar Pak Imar kepala adat di kampung Manakili.

    Padi diperlakukan istimewa, mulai dari penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan, bahkan setelah dipanen dan disimpan di lumbung, padi tetap diperlakukan istimewa.

    Padi ditanam pada lahan kering dengan sistem perladangan berpindah/balik dengan rotasi bervariasi 5 - 10 tahun. Lokasi perladangan, dalam bahasa Dayak disebut Pahumaan, mulai dari dataran rendah sampai lereng-lereng terjal di perbukitan dan pegunungan, bahkan sampai bagian lereng sekitar 70 derajat masih dapat dijumpai lahan penanaman padi orang Dayak.

    Padi menguning di puncak dan lereng gunung umum adalah pemandangan yang umum dijumpai di sekitar pemukiman Dayak Meratus.

    Turun Temurun

    Bagi orang awam atau bagi mereka yang sudah mengenal sistem pertanian menetap, perladangan berpindah dianggap sebagai pemborosan lahan, terlalu banyak areal yang dibuka sehingga mengorbankan kawasan hutan.

    Tapi bagi orang Dayak yang telah mempraktekkan sistem perladangan berpindah secara turun temurun, perladangan berpindah dimaksudkan untuk menjaga kesuburan tanah dan memudahkan pembukaan lahan.

    Alasannya dengan rotasi 5 - 10 tahun, lahan garapan diberi kesempatan untuk memulihkan unsur hara tanah yang diperlukan oleh tanaman melalui dekomposisi serasah dan bahan-bahan organik.

    Selain itu, agar lahan lebih mudah dikerjakan karena semak belukar yang segera tumbuh setelah padi dipanen, dalam jangka waktu 2-4 tahun masih sangat rapat dan sulit dibersihkan, sehingga harus menunggu berbagai jenis tumbuhan berkayu pioner seperti Mahang (Macaranga sp), Piper adunctum.

    Dan jenis tumbuhan berkayu lainnya tumbuh dan terjadi suksesi alamiah membentuk hutan sekunder muda agar semak belukar seperti kirinyu, harendong, serta jenis perdu lainnya semakin berkurang.

    Matahari, bulan dan bintang, merupakan pedoman bercocok tanam. Orang Dayak sering diidentikkan dengan suku yang terbelakang, penuh dengan kehidupan mistis, hidup mengembara dan berburu, namun jangan lupa bahwa orang Dayak justru sangat maju dalam metode pertaniannya, tambah Haris Mustari.

    Orang Dayak memanfaatkan benda-benda astronomi seperti matahari, bulan dan bintang sebagai pedoman dalam bercocok tanaman.

    Secara turun temurun ilmu membaca benda-benda astronomi itu didapatkan dari para tetua dan leluhur mereka.

    "Kami dapatkan ilmu ini dengan cara mengaji dari para tetua adat dan tetua kampung", ujar Pak Imar dan Pak Utan (Damang Kecamatan Halong di Balangan).

    Mengaji adalah istilah Dayak Meratus untuk berguru, jadi semua ilmu-ilmu leluhur didapatkan dengan cara berguru atau bertanya, betakon, kepada orang-orang tua.

    Dengan cara itulah ilmu diwariskan, karena ilmu Dayak itu tidak tertulis melainkan melalui lisan.

    Benda-benda astronomi itu menjadi pedoman kapan mulai memebersihkan lahan, membabat sisa-sisa tumbuhan dan semak belukar, kapan mulai menugal dan waktu yang cocok untuk menanam benih padi, sampai padi siap dipanen.

    Bulan Juli dan Agustus adalah waktu untuk membersihkan lahan dari tumbuhan berkayu dan semak belukar, bertepatan dengan musim kemarau.

    Pada akhir September ketika puncak musim kemarau, dilakukan pembakaran tumbuhan dan semak belukar, kadar air tumbuhan yang telah ditebang berada pada titik terendah, karena itu lebih mudah dibakar.

    Sisa pembakaran bahan organik itu nantinya menjadi pupuk alami tanaman padi dan palawija, sehingga tidak diperlukan pupuk buatan lagi.

    Sejak dahulu kala orang Dayak telah menerapkan sistem pertanian organik, sistem yang belakangan ini baru digalakkan oleh orang "berpendidikan kota".

    Pada bulan September tanggal 23, matahari tepat berada pada garis khatulistiwa, nol derajat Lintang Selatan.

    Bulan Oktober ketika matahari mulai bergeser ke arah selatan menjauh dari garis khatulistiwa, pertanda harus mulai menugal, yaitu membuat lubang tanam benih padi menggunakan tongkat kayu yang ujungnya runcing.

    Menugal dilakukan secara gotong royong, sistem komunal yang masih lekat pada adat istiadat Dayak. Menugal dan menanam padi berlangsung hingga bulan Nopember.

    Waktu menugal harus melihat posisi munculnya bola kuning Sang Mentari di pagi hari yaitu sekitar sepuluh derajat Lintang Selatan.

    Pada posisi itu, matahari memberi tanda bahwa penanaman padi harus segera dimulai.

    Dan posisi matahari itu sesungguhnya tidak sulit dibaca oleh orang Dayak, karena mereka menggunakan pedoman puncak-puncak gunung tertentu di lingkungan mereka dimana matahari muncul, dan ini dibaca dan diwariskan secara turun temurun.

    Selain matahari, posisi bintang juga menjadi pedoman kapan mulai menanam.

    Ada tiga jenis bintang yang dipakai sebagai pedoman, yaitu Bintang Karantika, Bintang Baurbilah, dan Bintang Rambai.

    Bintang Karantika dikenal juga dengan nama bintang tujuh karena jumlahnya tujuh buah. Bintang Baurbilah adalah bintang yang jumlahnya tiga dengan posisi selalu membentuk garis lurus.

    Sedangkan Bintang Rambai selalu membentuk gugusan dan berkelompok. Ketika muncul di langit, posisi bintang-bintang itu dapat dibaca dengan baik oleh orang Dayak, misalnya waktu menanam yang baik adalah ketika bintang-bintang itu berada pada posisi kurang lebih sekitar pukul 9 di ufuk Timur.

    Apabila lebih dari itu, misalnya posisi Bintang Karantika berada tepat di atas kepala (pukul 12), maka sudah terlambat untuk memulai penanaman padi, dan kemungkinan gagal karena padi akan terserang hama, demikian kepercayaan mereka.

    Selain matahari dan bintang, bulanpun menjadi petunjuk bercocok tanam. Posisi bulan yang dipakai adalah ketika penanggalan bulan menunjukkan tanggal 3-14, yaitu ketika bulan lambat laun naik dan berubah dari bulan sabit ke bulan purnama.

    Periode tanggal yang naik dipilih karena waktu itu adalah waktu naiknya rejeki, dan rasa optimisme yang tinggi akan keberhasilan panenan, demikian kepercayaan mereka.

    Sebaliknya, ketika bentuk bulan berubah dari bulan purnama ke bulan sabit, ketika penanggalan bulan semakin tua, maka periode itu tidak dipakai untuk menanam, karena dianggap rejeki akan berkurang sejalan dengan semakin tuanya penanggalan bulan di langit.

    Dan ketika ditanyakan kenapa ilmu pertanian yang menggunakan unsur astronomi yang sangat tinggi nilainya ini tidak tertulis kepada pak Imar dan Pak Utan, mereka mengatakan : "Kitab Kami ada di sini", sambil menunjuk dada dan hati, artinya ilmu-ilmu pertanian adiluhung itu ada di hati mereka.

    Dan seperti halnya berbagai doa dan mantra-mantra dalam ritual Dayak tidak pernah tertulis, mereka percaya bahwa doa dan mantra-mantra yang tertulis akan berkurang kesakralannya, karena itu harus dihafalkan langsung dari tetua adat/B/.C  

    Pewarta: Hasan Zainuddin
    Editor : Hasan Zainuddin
    COPYRIGHT © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.



    • Whatsapp
    • facebook
    • twitter
    • email
    • pinterest

    Berita Terkait

    Anggota DPRD Balangan dorong anak muda bertani

    Anggota DPRD Balangan dorong anak muda bertani

    17 Februari 2025 12:55

    Kadistan Banjarmasin ajak petani mulai bertani dengan ilmu

    Kadistan Banjarmasin ajak petani mulai bertani dengan ilmu

    15 Juni 2023 19:19

    Warga Malaysia keturunan Banjar Kalsel gunakan alat caggih untuk bertani

    Warga Malaysia keturunan Banjar Kalsel gunakan alat caggih untuk bertani

    4 Maret 2023 17:17

    Bupati HSS apresiasi warga semangat bertani tanpa pandang musim

    Bupati HSS apresiasi warga semangat bertani tanpa pandang musim

    18 Januari 2023 21:04

    Turut wujudkan santri sejahtera, mahasiswa ULM bertani sembari mengabdi

    Turut wujudkan santri sejahtera, mahasiswa ULM bertani sembari mengabdi

    13 November 2021 06:55

    Hidroponik, bertani di lahan terbatas

    Hidroponik, bertani di lahan terbatas

    5 April 2021 13:01

    Indocement edukasi mitra binaanya bertani sistem vegetatif

    Indocement edukasi mitra binaanya bertani sistem vegetatif

    25 Maret 2021 12:25

    Bertani secara organik, buah Naga Sugito berkualitas super

    Bertani secara organik, buah Naga Sugito berkualitas super

    18 November 2020 10:49

    Terpopuler

    Gempa magnitudo 6,0 pagi tadi menggetar Poso

    Gempa magnitudo 6,0 pagi tadi menggetar Poso

    Kecelakaan timpa siswa SD, sopir kontainer belum ditetapkan tersangka di Banjarbaru

    Kecelakaan timpa siswa SD, sopir kontainer belum ditetapkan tersangka di Banjarbaru

    Kurs rupiah turun jadi Rp16.186 per dolar AS

    Kurs rupiah turun jadi Rp16.186 per dolar AS

    Anjlok Rp24.000, emas Antam hari ini Rp1,909 juta/gram

    Anjlok Rp24.000, emas Antam hari ini Rp1,909 juta/gram

    PLN Kalselteng beri diskon 50 persen tambah daya listrik pada HUT RI

    PLN Kalselteng beri diskon 50 persen tambah daya listrik pada HUT RI

    Top News

    • Cetak rekor, Bupati Tanah Laut produksi 279 ribu ton padi

      Cetak rekor, Bupati Tanah Laut produksi 279 ribu ton padi

      18 Agustus 2025 20:40

    • Kecelakaan timpa siswa SD, sopir kontainer belum ditetapkan tersangka di Banjarbaru

      Kecelakaan timpa siswa SD, sopir kontainer belum ditetapkan tersangka di Banjarbaru

      15 Agustus 2025 18:08

    • Prabowo: Indonesia kembali ekspor beras dan jagung, petani pun senyum

      Prabowo: Indonesia kembali ekspor beras dan jagung, petani pun senyum

      15 Agustus 2025 14:06

    • Bupati Tanah Laut gunakan drone tanam padi perdana di Bati-Bati

      Bupati Tanah Laut gunakan drone tanam padi perdana di Bati-Bati

      13 Agustus 2025 12:04

    • Kementan: Tanah Laut percontohan cetak sawah baru rakyat secara modern

      Kementan: Tanah Laut percontohan cetak sawah baru rakyat secara modern

      13 Agustus 2025 05:55

    Antara News kalsel
    kalsel.antaranews.com
    Copyright © 2025
    • Top News
    • Terkini
    • RSS
    • Twitter
    • Facebook
    • Seputar Kalsel
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • English News
    • Ketentuan Penggunaan
    • Tentang Kami
    • Pedoman
    • Kebijakan Privasi
    • BrandA
    • ANTARA Foto
    • Korporat
    • PPID
    • www.antaranews.com
    • Antara Foto
    • IMQ
    • Asianet
    • OANA