Pemkab Kotabaru, Kalimantan Selatan mengoperasikan kapal khusus untuk mengawasi aktivitas di Pulau Larilarian di Kecamatan Pulau Sebuku, yang sempat menjadi sengketa dengan Majene, Sulawesi Barat.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru, Ir Talib MAP, Kamis (2/8), mengatakan, sejak Januari, kapal khusus tersebut sudah empat kali melakukan pengawasan di Pulau Lari-Larian.
Selain untuk melihat kondisi pulau, juga melihat aktivitas para nelayan yang berada disekitar pulau, imbuhnya
"Setidaknya dengan begitu ada keseriusan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kotabaru terhadap pulau itu," ujarnya.
Akan tetapi, lanjutnya, dalam masa sekarang masih belum bisa dipastikan bahwa pulau itu sudah ada ditangan Kotabaru, karena keputusan yang dikelurkan oleh pusat masih belum dapat diambil kepastiannya.
"Seandainya keputusan yang dikeluarkan itu jelas-jelas menyatakan dengan tegas bahwa status pulau memang milik Kotabaru, maka kami akan mengajak Gubernur Kalimantan Selatan H Rudy Ariffin dan juga Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani untuk melihat secara langsung kondisi dari Larilarian," tambahnya.
Talib menambahkan, waktu perjalanan menuju ke pulau itu diperkirakan sekitar empat jam dengan kondisi laut teduh, akan tetapi kalau bergelombang akan memakan waktu 5 jam bahkan lebih.
Sedangkan, kapal khusus itu menggunakan dua mesin masing-masing kapasitas mesin 200 PK.
Kapal yang berkapasitas penumpang sekitar 14 orang memiliki ukuran sekitar 12x3 meter.
"Namun, jumlah personil yang telah melakukan pengawasan sejak Januari lalu hanya berjumlah 5 orang saja," imbuhnya.
"Kalau dilihat dari bahan bakar yang digunakan, biaya operasional dipastikan cukup banyak, sekitar 10 drum atau setara dengan 2 ribu liter, dengan jarak perjalanan dari Kotabaru menuju pulau Lari-Larian sekitar 70 mil," jelasnya.
Sedangkan, kalau berangkat dari Pulau Sebuku sekitar 60 mil dan dari Pulau Samar Gelap berjarak sekitar 40 mil.
Kotabaru Awasi Pulau Larilarian
Jumat, 3 Agustus 2012 17:51 WIB