Putu mengatakan, Penyakit Cacing Hati lebih sering dijumpai pada ternak Kerbau dibanding Sapi dan Kambing, karena khususnya Kerbau Rawa siklus makan dan buang kotoran berada di suatu tempat.
Kerbau yang terjangkit Penyakit Cacing Hati ini baru bisa diketahui setelah ternak dipotong, namun selama ini peternak sudah dibekali pengetahuan pengobatan pencegahan pengakit hati.
Ternak Sapi yang terjangkit penyakit cacing hati ini, kata Putu, dagingnya masih aman dikonsumsi dan dijual, masyarakat cukup membuang bagian hati sapi saja jika parasit cacing sudah banyak dibagian tersebut.
Pemeriksaan hewan Qurban di Kabupaten HSU dilaksanakan di tempat-tempat pengumpulan hewan Qurban yg tersebar di 10 kecamatan.
Hewan ternak untuk kebutuhan Idul Adha ini, kata Putu sudah ada dipenampungan pengepul sejak sebulan terakhir. Jika nanti pengepul masih mendatangkan ternak karena adanya permintaan baru maka pihak keswan sudah meminta pengepul melaporkan agar bisa kembali dicek kesehatannya.
Sedang untuk Ternak Kerbau di Paminggir 52 ekor, Amuntai Selatan 38 ekor, Amuntai Utara 17 ekor, Danau Panggang 15 ekor, Amuntai Tengah 2 ekor, total jumlah Ternak Kerbau sebanyak 124 ekor.
PemeriksaanTernak Kambing di Kecamatan Sungai Pandan 31 ekor, Amuntai Tengah 50 ekor, Amuntai Selatan 39 ekor dan Haur Gading 13 ekor, total 133 ekor.
Sebulan terakhir Bidang keswan juga telah melakukan sosialisasi dan bimtek pemotongan hewan Qurban di 10 kecamatan, terakhir kegiatan Bimtek dilaksanakan di Kecamatan Paminggir pada Selasa kemaren.
Petugas pemotongan ternak Kerbau, Sapi dan Kambing diberikan tehnik pemotongan yang benar dengan menekankan pada aspek kesejahteraan hewan.
Aspek kesejahteraan hewan dimaksud adalah cara memperlakukan hewan Qur'an dengan sebaik-baiknya agar hewan tidak stress jelang pemotongan. termasuk pula cara membuang limbahnya.
Disampaikan bahwa perlakuan kepada hewan sebelum memotong sangat mempengaruhi akan kualitas daging yang selanjutnya tentu berpengaruh pada kesehatan manusia yang mengkonsumsi dagingnya.