Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Lahan pertanian potensial di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan sebagian tertutupi tanaman Putri Malu Raksasa (Minosa Pigra L) semacam semak belukar yang sulit dibersihkan sehingga menghambat upaya petani melakukan tanam padi.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Didin Rustandi di Amuntai, Rabu mengatakan, jika tanaman belukar inj terus dibiarkan berkembang ke areal pertanian bukan tidak mungkin sebagian besar areal pertanian khususnya ditiga kecamatan tertutup tanaman liar ini.
"Masyarakat setempat menyebutnya sebagai susupan gunung yang menyelimuti lahan pertanian di Kecamatan Danau Panggang, Babirik dan Sungai Pandan padahal musim tanam padi sudah dekat sekitar Bulan April ini," ujar Didin.
Didin mengatakan, kawasan Polder Alabio yang merupakan kawasan potensial pengembangan pertanian tanaman padi, juga tidak luput dari 'serbuan' susupan gunung ini.
Koordinator Penyuluh pertanian Kecamatan Danau Panggang Ahmad Husaini membenarkan sebagian besar lahan pertanian di Kecamatan Danau Panggang tertutupi susupan gunung sehingga menyulitkan petani membersihkan karena akarnya sangat kuat disamping berduri.
"Tujuh tahun silam areal pertanian di Danau Panggang masih bebas dari susupan gunung, kami menduga penyebaran bibit tanaman ini terbawa oleh tanah urukan yang diangkut dari pegunungan untuk proyek infrastruktur jalan dan bangunan," terang Husaini.
Husaini menerangkan jenia Tanaman Putri Malu Raksasa ini aslinya tumbuh didaerah pegunungan yang kini mulai menyebar dan terlihat mudah berkembang didaerah rawa seperti di Wilayah Kabupaten HSU.
Kepala bidang penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten HSU Pariyati mengatakan pihanya hanya bisa membantu memberikan Herbisida untuk menyemprot tanaman liar dan gulma.
"Masing-masing kelompok tani kita kasih Obat Herbisida untuk mematikan tanaman susupan gunung sebanyak 4 liter, total untuk seluruh kelompok tani sebanyak 2000 liter," kata Pariyati.
Bantuan Herbisida diberikan, katanya berdasarkan permohonan petani di awal tahun anggaran selebihnya kelompok tani harus berswadaya sendiri untuk membersihkan tanaman semak tersebut.
Hingga kini, Dinas pertanian belum mendapatkan informasi seputar pemanfaatan tamanan Putri Malu Raksasa yang banyak dikeluhkan petani itu, namun sebagian petani sudah memanfaatkan daunnya untuk makanan ternak kambing.