Pengembangan bisnis Astra Agro ke depan akan berfokus pada peningkatan produktivitas tanaman serta peningkatan kapasitas olah pabrik kelapa sawit yang dimiliki.
Astra Agro, tahun 2018 akan menambah satu pabrik kelapa sawit (PKS) baru di area Kalimantan Selatan dengan kapasitas produski sebesar 45 ton per jam yang nantinya bisa ditingkatkan sampai dengan 60 ton perjam, kata Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk, Santosa.
Pembangunan PKS baru ini ditujukan untuk mengolah hasil kebun inti baru yang akan masuk ke usia tanaman menghasilkan di tahun 2019 serta menangkap peluang peningkatan pasokan TBS dari perkebunan plasma maupun mandiri yang ada disekitarnya.
Tahun 2017, Astra Agro melakukan peresmian satu pabrik percampuran pupuk (NPK blending plant) yang berlokasi di Bumihardjo, Kalimantan Selata.
Kehadiran pabrik tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap pupuk secara efektif dan efisien.
Astra Agro juga akan melakukan replanting pada beberapa kebun inti untuk menjaga produktivitas kebun sawit. Selain itu, Astra Agro juga akan mengembangkan bisnis trading CPO.
Diharapkan pola tersebut dapat meningkatkan kapasitas penjualan produk CPO, baik itu melalui program kemitraan dengan kebun rakyat maupun swadaya.
Selain dalam bidang perkebunan kelapa sawit, Astra Agro telah melakukan diversifikasi usaha pengembangan peternakan sapi dalam bentuk pembibitan (breeding) dan penggemukan (fattening).
Pengembangan peternakan sapi ini menangkap peluang dari pemerintah dalam program integrasi sawit sapi. Dalam jangka panjang, lini bisnis peternakan sapi ini diharapkan bisa menjadi salah satu unit usaha yang kompetitif.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) kembali mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2017. Peningkatan kinerja operasional ini ditopang oleh program peningkatan produktivitas perusahaan yang berjalan dengan baik sehingga produksi tandan buah segar( TBS) maupun minyak sawit mentah (CPO) yang meningkat.
Hal ini dibuktikan dengan produksi CPO (crude palm oil atau minyak sawit mentah) yang semakin membaik, dari 1,544 juta ton pada tahun 2016 menjadi 1,634 juta ton pada tahun 2017.
Peningkatan produksi CPO disebabkan oleh peningkatan produktivitas dari kebun inti maupun kebun plasma, termasuk salah satunya adalah produksi dari petani mitra. Kondisi ini didukung juga oleh faktor cuaca yang cukup kondusif sepanjang tahun 2017.
Produksi tandan buah segar (TBS) dari perkebunan inti dan plasma juga mengalami peningkatan dari 4,873 juta ton pada tahun 2016 menjadi 5,225 juta ton pada tahun 2017.
Industri kelapa sawit juga diuntungkan dengan peningkatan harga rata-rata CPO dari Rp 7.768,0 per kilogram pada tahun 2016 menjadi Rp 8.271,0 per kilogram.
“Sepanjang tahun ini, industri kelapa sawit menunjukkan kinerja yang positif, ke depan kami optimistis industri ini akan semakin berkembang,” Kata Santosa.
Berbagai keunggulan Astra Agro misalnya dalam hal Riset dan Pengembangan harus dipertahankan sehingga dapat memiliki core competence dibandingkan perusahaan-perusahaan lain sejenis.
Menurutnya, Astra Agro terus melakukan serangkaian inovasi untuk menemukan model terbaik dalam mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi.
Peningkatan produktivitas ini dilakukan dengan meneruskan program yang sudah berjalan seperti program mekanisasi dan otomasi, penelitian untuk pengembangan benih unggul, peremajaan tanaman (replanting) serta melanjutkan operasi industri hilir yang sudah berjalan.
“Astra Agro juga terus berinovasi melalui berbagai strategi yang inovatif lainnya, seperti pengembangan kerjasama dengan kebun masyarakat sekitar dan meningkatkan volume penjualan melalui pembelian CPO eksternal,” ujarnya.