Sungai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Banjarmasin,Kalsel sehingga Banjarmasin mendapat julukan "kota seribu sungai" meski sungai yang mengalir di Banjarmasin tak sampai seribu.
Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat zaman dahulu hingga sekarang, utamanya dalam bidang perdagangan dan transportasi.
Dan sungai-sungai yang membelah kota ini, diupayakan sebagai magnet ekonomi, khususnya pariwisata.
Data Dinas Dinas Pemukiman dan Prasarana Kota (Kimprasko) Banjarmasin menunjukkan pada 1997 di Ibu Kota Kalimantan Selatan terdapat 117 sungai, pada 2002 jumlah sungai semakin berkurang hingga menjadi 70 sungai, dan pada 2004 sampai sekarang hanya tinggal sekitar 60 sungai.
Berkurangnya sungai disebabkan banyak faktor, diantaranya terjadinya degradasi hutan, pendangkalan, pengendapan atau sedimentasi, permukiman, pertanian dan perkebunan serta yang lainnya.
Penataan Kota Banjarmasin semestinya penataan daratan harus mengikuti penataan sungai, artinya penataan sungai yang didahulukan baru penataan daratan.
Degradasi hutan lahan basah tepian Sungai Barito yang memiliki panjang sekitar 11,50 kilometer yang disebabkan oleh perambahan hutan, pengurangan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan lain, dan penggunaan lahan yang tidak memperhatikan kaidah kaidah konservasi.
Hal itu mengakibatkan terjadinya penurunan populasi bekantan yang menjadi maskot kebanggan Provinsi Kalimantan Selatan, juga terjadinya banjir, serta abrasi maupun berperan yang nyata terhadap pemanasan global.
Berawal dari keprihatinan yang mendalam terhadap penurunan populasi bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus, adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet Nasalis.
Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan pantai di pulau Borneo (Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunei).
Spesies ini menghabiskan sebagian waktunya di atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah antara 10 sampai 32 monyet.
Sistem sosial bekantan pada dasarnya adalah One-male group, yaitu satu kelompok terdiri atas satu jantan dewasa, beberapa betina dewasa dan anak-anaknya.
Selain itu juga terdapat kelompok all-male, yang terdiri atas beberapa bekantan jantan. Jantan yang menginjak remaja akan keluar dari kelompok one-male dan bergabung dengan kelompok all-male.
Hal itu dimungkinkan sebagai strategi bekantan untuk menghindari terjadinya inbreeding.
Bekantan juga dapat berenang dengan baik, kadang-kadang terlihat berenang dari satu pulau ke pulau lain.
Untuk menunjang kemampuan berenangnya, pada sela-sela jari kaki bekantan terdapat selaputnya.
Selain mahir berenang bekantan juga bisa menyelam dalam beberapa detik, sehingga pada hidungnya juga dilengkapi semacam katup.
Bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, bekantan yang merupakan primata endemik Kalimantan, dan sebagai spesies kunci dari sebuah ekosistem lahan basah itu dijadikan maskot provinsi setempat.
"Pada 22 September 2014 dicanangkan "Gerakan Tanam Sejuta Rambai,", kata Pendiri Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) di Pulau Bakut - Kabupaten Barito Kuala - Kalimantan Selatan, Amalia Rezeki.
Hutan Rambai Kawasan tepian Sungai Barito yang dulunya merupakan habitat bekantan, sekarang terdegradasi oleh alih fungsi serta eksploitasi yang tidak lestari.
"Mari bersama-sama kita jaga dan hijaukan kembali hutan rambai Sungai Barito melalui Gerakan Tanam Sejuta Rambai," tutur peraih She Can Awards 2015 pelestari bekantan yang juga pelopor aksi tanam rambai, Amalia Rezeki.
Ditanam pohon rambai
Gema gerakan ini akhirnya mendapat sambutan positif, baik dari pemerintah daerah, swasta, peguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Perlahan tapi pasti setiap jengkal lahan kritis di sepanjang Sungai Barito mulai ditanam pohon rambai, oleh berbagai lapisan masyarakat.
Dan untuk memenuhi kebutuhan bibit rambai, Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia mendirikan tempat pembibitan pohon rambai di desa Conoco - Anjir Muara Kabupaten Barito Kuala.
"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur gerakan tanam sejuta rambai ini, akhirnya mendapat respon positif dari berbagai kalangan termasuk dari pemerintah dan swasta, bahkan NGO peduli lingkungan," jelas Amalia Rezeki dosen muda di Program Studi Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Hampir setiap tahun, bibit pohon rambai yang disemai selalu habis ditanam, khususnya dari pihak swasta yang bermitra dengan SBI secara bersama melakukan penghijauan di kawasan lahan basah Sungai Barito.
Pembibitan rambai
Pembibitan pohon rambai yang dibangun oleh SBI ini untuk memenuhi kebutuhan aksi tanam pohon rambai yang dilaksanakan hampir setiap tahunnya yang terus meningkat.
Menempati areal seluas 3.000 m2, namun sampai saat ini baru sekitar 1.250 bibit pohon rambai yang disemai baik melalui biji maupun anakan umur 6 bulanan.
Itu pun hampir semuanya sudah ditanam, untuk program percontohannya dibuat demplot (demonstration plot) didekat Pulau Curiak.
Program pembibitan pohon rambai ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan bibit pohon rambai bagi program Gerakan Tanam Sejuta Rambai oleh SBI.
"Kami menghindari bibit yang diambil dari alam langsung. Ini sama saja memindahkan bibit pohon rambai dari suatu tempat, ketempat yang lain. Tentu tidak sesuai dengan konsep konservasi itu sendiri," tambah Paman Imis, pengelola Pembibitan Pohon Rambai binaan SBI.
Gerakan menanam secara massal oleh masyarakat luas yang dimotori SBI adalah sebagai bentuk kesadaran dan kepedulian terhadap upaya pemulihan kerusakan sumber daya hutan dan lahan.
Khususnya lahan basah sepanjang bantaran sungai Barito, yang juga merupakan habitat bekantan.
Pohon rambai atau dalam istilah ilmiahnya disebut Sonneratia caseolaris adalah sejenis pohon penghuni rawa-rawa tepi sungai dan hutan mangrove yang termasuk kedalam suku Lythraceae.
Pohon rambai ini sangat penting bagi keberadaan bekantan, karena tegakannya merupakan habitat bekantan, sedangkan pucuk daunnya adalah sumber pakan utama bekantan.
Melestarikan pohon rambai berarti melestarikan bekantan serta kehidupan liar lainnya, termasuk melestarikan ekosistem sungai yang sangat penting bagi kehidupan manusia.