Muhammad Akbar selaku pembina upacara membacakan amanat dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof. Brian Yulianto saat upacara Hardiknas di Banjarmasin pada Jumat (2/5), mengatakan Hardiknas momentum untuk merefleksikan arah pembangunan pendidikan nasional untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
Baca juga: UNISM Banjarmasin tampilkan karya mahasiswa pada Festival Kampus Berdampak
“Kita hidup dalam dunia yang tengah menghadapi wicked problems — krisis iklim, ketimpangan ekonomi, revolusi digital, serta disrupsi pekerjaan akibat kecerdasan buatan. Di tengah semua itu, pendidikan adalah jawaban paling mendasar dan paling strategis,” ujar Akbar melalui keterangan tertulis di Banjarmasin, Senin.
Dia menambahkan, pendidikan tidak bisa dikerjakan sendiri sehingga pemerintah memerlukan dukungan masyarakat, dan sekolah perlu bersinergi dengan keluarga, kampus harus terhubung erat dengan dunia usaha dan komunitas.
Lima perilaku utama yang menjadi landasan transformasi pendidikan tinggi nasional:
1) Fokus pada dampak (impact), bukan hanya pada output administratif.
2) Riset dan inovasi yang menjawab masalah nyata, seperti ketahanan pangan, transisi energi, dan kesehatan masyarakat.
3) Sains sebagai solusi sosial-ekologis, yang harus hidup dalam kebijakan publik dan praktik masyarakat.
4) Hilirisasi riset untuk kesejahteraan, dengan mendorong pemanfaatan hasil riset di industri dan UMKM.
5) Evaluasi yang akuntabel dan terbuka, sebagai komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan.
Baca juga: Mendiktisaintek amanatkan Hardiknas momen refleksikan arah bangun pendidikan
Pemerintah, terus memperkuat komitmen terhadap sektor pendidikan tinggi melalui program-program strategis seperti Sekolah Rakyat, Sekolah Unggulan Garuda, serta perluasan beasiswa KIP Kuliah dan LPDP.
Tunjangan profesi dan kesejahteraan dosen tetap menjadi prioritas utama dalam menjaga kualitas pendidikan.
"Transformasi pendidikan tidak bisa ditunda. Karena pendidikan hari ini adalah wajah Indonesia pada masa depan," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Akbar juga menyampaikan apresiasi atas dedikasi para dosen, tenaga kependidikan, dan seluruh insan pendidikan tinggi yang terus mengawal kemajuan ilmu pengetahuan dan karakter bangsa.
Ia menegaskan bahwa semangat kolaborasi perlu terus dibangun dalam seluruh ekosistem pendidikan tinggi.
Upacara Hardiknas 2025 di LLDIKTI Wilayah XI menjadi ajang penguatan komitmen bersama untuk menjadikan pendidikan tinggi sebagai pilar utama pembangunan nasional, yang tidak hanya bermutu secara akademik, tetapi juga berdampak luas bagi masyarakat.
Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 200 peserta dari kalangan civitas akademika, mencakup pimpinan perguruan tinggi, dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa dari berbagai kampus di wilayah Kalimantan.
Mengangkat tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”, Menteri menekankan bahwa keberhasilan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, hanya bisa dicapai melalui kolaborasi lintas sektor.
Baca juga: Komisi X DPR RI dorong pemerataan dan penguatan mutu
