Banjarmasin (ANTARA) - Bentala Belangian, sebuah nama kelompok perajin Kain Sasirangan di Desa Wisata Belangian di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kelompok yang ikut melestarikan kain tradisional khas Banjar dengan motif dan pola mempesona yang terinspirasi dari keindahan alam Pegunungan Meratus.
Baca juga: South Kalimantan intensifies forest rehabilitation by embracing villagers in Belangian
Pegunungan Meratus yang dalam ilmu geologi terbentuk dari susunan kerak Samudera yang disebut ophiolite, terangkat ke permukaan sejak 200-150 juta silam ditetapkan sebagai geopark atau taman bumi dan sudah diakui sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) pada 2025.
Bentala Belangian memproduksi motif dan pola kain Sasirangan dengan teknik ecoprint yang ramah lingkungan, karena berbahan organik dari tanaman seperti daun, bunga dan akar dalam jejak seni dari hutan desa tersebut.
Karena, wilayah Desa Belangian memiliki hutan dengan kekhasan, yakni Hutan Hujan Tropis Kahung yang kaya akan flora dan fauna serta bebatuan purba yang khas karena tidak banyak ada di daerah lain.
Desa Belangian dan Hutan Hujan Tropis menjadi situs Geopark Pegunungan Maratus dari 54 situs yang sangat menjaga kelestarian.
"Motif dan pola dari Bentala Belangian terinspirasi dari kekayaan alam dan semangat kami mengembangkan ekonomi perempuan desa dan komunitas serta mempromosikan wisata budaya di Desa Belangian yang menjadi bagian dari kawasan Geopark Pegunungan Meratus," ujar Ketua Bentala Belangian Idah Fitriati di Belangian, Kabupaten Banjar, beberapa waktu lalu.
Dari keterangannya semua bahan pewarna diambil langsung dari alam dari daun, akar, kulit kayu hingga buah.
Bahan alami yang bisa digunakan, antara lain daun jati, daun lanang dan daun gulinggang. Adapun dari kulit kayu, dari pohon halaban, mahoni dan serbuk ulin (kayu besi). Bahkan, buah rambutan hingga sabut kelapa pun bisa dijadikan pewarna.
Perajin pun bisa mengkombinasikan lima warna dalam satu motif dan pola yang tergambar indah pada kain Sasirangan tersebut.
Tentunya dengan hasil produksi yang apik dan proses cukup panjang tersebut mampu meningkat kualitas di pasaran.
Bahkan ini dibuktikan dengan produksi kain Sasirangan dari Desa Belangian mewakili Kalsel pada ajang pameran nasional bertema Teknologi Tepat Guna (TTG) di Provinsi Lampung pada 2023.
Baca juga: Kalsel gencarkan RHL melalui kemitraan hutan di Desa Belangian

