Sementara itu, Malaysia telah mengkonversi lahan eks tambang menjadi lokasi wisata menarik.
Di Indonesia, lahan bekas tambang tidak hanya dimanfaatkan sebagai tempat wisata, tetapi juga mengalirkan air dari lubang tambang sebagai sumber air bersih untuk masyarakat.
Model pemanfaatan seperti ini bisa menjadi rujukan untuk mengelola lahan bekas tambang.
Tantangan
Namun, penerapan model tersebut seringkali menghadapi berbagai tantangan, seperti masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang kompleks, sehingga membutuhkan pendekatan yang holistik dan inklusif.
Keterlibatan masyarakat mengelola lahan bekas tambang menjadi kunci untuk memastikan seluruh elemen masyarakat merasakan manfaat dari pengelolaan lahan tersebut.
Langkah awal yang dapat dilakukan, antara lain sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat mengelola lahan ini, dan kerja sama antara pemerintah, perusahaan, serta masyarakat dapat menciptakan model pemberdayaan yang efektif.
Pemberdayaan model yang efektif terhadap lahan bekas tambang diharapkan tidak hanya menjadi peninggalan dari kegiatan industri, namun membuka peluang baru untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Melalui penerapan strategi yang tepat, lahan eks tambang dapat berfungsi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi hijau, destinasi wisata berbasis alam, dan pusat pemberdayaan masyarakat.
Kunci keberhasilan reklamasi dan pemanfaatan lahan setelah pertambangan meliputi penggunaan teknologi inovatif untuk memulihkan lahan dan pengelolaan air asam tambang dan penerapan regulasi yang ketat serta pengawasan yang konsisten dari pemerintah.
Selanjutnya, keterlibatan masyarakat pada setiap tahap reklamasi dan pengelolaan lahan eks tambang, kolaborasi yang positif antara pemerintah, akademisi, perusahaan tambang, dan masyarakat lokal.
Dengan demikian, kebijakan mengubah lahan bekas tambang di Indonesia dari sebuah masalah menjadi solusi hijau dan berkelanjutan melalui komitmen bersama yang melibatkan seluruh elemen.
Baca juga: Pemilik lahan yang disidak anggota DPRD tepis isu tambang ilegal

Penulis: Mahasiswa Program Studi Doktoral Studi Pembangunan ULM
*Berbagai Sumber
