Hulu Sungai Tengah Kalsel (ANTARA) - Serangan hama "blas" yang bisa membuat padi hampa tidak membuat petani di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan (HST Kalsel) mundur atau pasrah, tapi merupakan tantangan tersendiri dalam upaya mengatasinya.
Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Sabtu melaporkan, kegigihan petani untuk mengatasi serangan blas (sejenis jamur) seperti halnya di Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa "Bumi Murakata" HST. semula was-was terhadap tongkat produktivitas padi, tapi berkat usaha maksimal akhirnya mendapatkan untung.
Baca juga: Sejumlah jalan di HST diharapkan menjadi kewenangan Pemprov Kalsel
Sebagaimana penuturan Muhran (64), seorang warga tani Desa Aluan Mati (sekitar 173 km utara Banjarmasin) dari hasil usaha mengatasi serangan blas panennya membuat keuntungan per borong (ukuran 10 depa X 10 depa) Rp865.000 untuk varietas unggul jenis Retongga.
"Keuntungan itu tampak kecil, tapi kalau kita kalikan dengan beberapa borong jadi besar. Yang terpenting jangan sampai rugi bila dibandingkan dengan modal atau produksi," ujar kakek dari lima cucu tersebut.
Muhran yang juga pensiunan pegawai negeri sipil/guru agama mengakui, untuk membasmi/menghambat serangan blas serta tingkat produktivitas padi meningkat harus menambah modal usaha seperti buat beli obat pembasmi kualitas bagus serta pemupukan.
"Sebab kalau tanpa usaha maksimal, produksi padi juga bisa tidak maksimal, bahkan bisa rugi karena produktivitas menurun," ujar Muhran didampingi istrinya Hamidah.
Ia mengatakan, walau awal mendapat serangan hama blas sempat menjadi perhatian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tanaman Pangan Kalsel, serta memerintahkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Bumi Murakata HST melakukan pengecekkan lapangan.
Sebagai tindak lanjut instruksi provinsi tersebut, Pemerintah Kabupaten+Pemkab) HST melalui dinas terkait menerjunkan empat orang PPL dan dari Kecamatan Batu Benawa tiga PPL menemui Muhran atas pemberitaan Antara Kalsel Februari lalu.
"PPL Kabupaten HST dan Kecamatan Batu Benawa mengapresiasi atas usaha maksimal keluarganya dalam upaya mengatasi serangan hama serta peningkatan produksi padi," demikian Muhran.
Baca juga: Polhukam kemarin dari pelaku begal hingga pembunuhan di HST

Sebagai catatan Bumi Murakata HST merupakan sentra pertanian daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong serta HST sendiri.
Bumi Murakata HST tergolong maju dalam usaha pertanian dan termasuk mempelopori penggunaan padu varietas unggul, karenanya pada Tahun 1981 menjadi tuan rumah Pekan Nasional (Penas) Tani sebagai kajian atau studi banding para tani andalan seluruh Indonesia, tepatnya Desa Aluan Besar Kecamatan Batu Benawa.
Pasalnya pertanian Desa Aluan Besar ketika itu sudah menggunakan sistem irigasi teknis sehingga bagian petani bisa panen dua kali setahun dengan padi varietas "Peta Baru" (PB5) dan (PB8).
Baca juga: Yajid Fahmi: perangi narkoba dengan olahraga