Banjarmasin (ANTARA) - Tradisi mudik atau kembali ke kampung halaman ketika momen-momen tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Pilihan jalur transportasi pun beragam mulai yang melintasi perjalanan darat dengan kendaraan bermotor hingga angkutan laut dan udara.
Baca juga: Kemenag: masjid di Kalsel beri pelayanan maksimal untuk pemudik
Bagi masyarakat yang menghuni wilayah pesisir sungai di Kalimantan Selatan, kegiatan mudik diwarnai adanya transportasi sungai menggunakan speed boat atau kapal motor untuk menelusuri sungai Martapura dan sungai Barito, dua sungai terbesar di daerah berpenduduk hampir lima juta jiwa itu.
Berbeda dengan jalur darat yang makin tahun semakin ramai dan padat di jalan raya oleh kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat.
Begitu juga angkutan pesawat udara yang menjadi pilihan utama bagi mereka dengan kemampuan ekonomi berlebih.
Transportasi sungai kondisinya terbalik, makin ke sini semakin sepi seakan tergerus zaman.
Sejatinya transportasi jalur sungai masih dibutuhkan bagi sebagian masyarakat pendalaman di Kalimantan Selatan terutama yang belum memiliki akses jalan darat yang baik.
Bahkan transportasi ini lintas provinsi terutama jalur sungai Barito yang menghubungkan beberapa wilayah kabupaten di Kalsel dan daerah di Kalimantan Tengah seperti Kabupaten Barito Selatan, Barito Utara atau Murung Raya.
Baca juga: Arus balik pada H+5 ramai di Kalsel

Mudik gratis jalur sungai
Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Batola) di Kalimantan Selatan tahun ini mengadakan mudik gratis jalur sungai Barito bagi warga dengan tujuan akhir Kecamatan Kuripan.
Mudik gratis ini menggunakan speed boat atau kapal motor yang merupakan kekhasan dibanding mudik yang dilakukan di daerah lain yang berorientasi daratan.
Jalurnya melintasi tiga wilayah kecamatan dan 12 desa, yakni Kecamatan Bakumpai (Desa Banitan dan Desa Palingkau), Kecamatan Tabukan khususnya Desa Muara Pulau dan Kecamatan Kuripan yakni Desa Jambu Baru, Desa Jambu, Desa Kabuau, Desa Jarenang, Desa Asia Baru, Desa Kuripan, Desa Rimbun Tulang, Desa Tabatan, dan Desa Tabatan Baru.
Artinya warga Batola terutama pada 12 desa tersebut terbantu mudik melalui sungai karena akses darat masih jauh dari memadai.
Mudik gratis jalur sungai ini merupakan program yang telah dirintis Mujiyat selaku Pj Bupati Batola pada lebaran tahun 2024 lalu.
Kemudian dilanjutkan Bupati Batola saat ini Bahrul Ilmi dan wakilnya Herman Susilo.
Bupati Bahrul Ilmi menyebut mudik gratis jalur sungai menjadi komitmen pemerintah daerah membantu masyarakat sekaligus menjaga kearifan lokal.
"Tak hanya arus mudik, kami pun mengadakan angkutan sungai gratis saat arus balik nanti," kata dia.
Menurut pakar antropologi masyarakat dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Nasrullah S.Sos.I, MA, inisiasi Pemkab Batola patut diapresiasi.
Bahkan kedepannya bisa menginspirasi Pemprov Kalimantan Selatan melakukannya.
Nasrullah mengatakan mudik gratis melalui sungai Barito dari Banjarmasin dapat dilakukan melintasi Kabupaten Barito Kuala, hingga Kecamatan Paminggir di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Jalur yang sama tetapi setelah Marabahan dapat melintasi daerah Kabupaten Tapin yakni melalui sungai Nagara yang dapat berakhir di Margasari dan sekitarnya atau hingga Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
"Mudik jalur sungai tidak hanya soal gratisnya tetapi mengembalikan romantisme sungai sebagai jalur transportasi rakyat yang sarat kebersamaan," ucap antropolog jebolan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.
Khusus di Batola, Nasrullah menilai perlunya dukungan pihak swasta terutama perusahaan sawit yang berada di sekitar tiga kecamatan agar pelaksanaan mudik gratis bisa optimal penyediaan sarana angkutannya termasuk insentif bagi juru mudi.
Perusahaan itu antara lain PT Barito Putera Plantation, PT Anugerah Sawit Andalan dan PT Tasnida Agro Lestari.

Aman dan nyaman
Angkutan gratis bagi pemudik memang disambut antusias masyarakat yang ingin berlebaran di kampung halaman tanpa harus memikirkan biaya perjalanannya.
Direktorat Lalu Lintas Polda Kalimantan Selatan jelang lebaran tahun ini telah memberangkatkan sebanyak 400 orang mengikuti program Mudik Gratis Polri Presisi tahun 2025 dengan tujuan berbagai wilayah kabupaten di provinsi itu.
Ada 10 armada bus mengangkut pemudik dari Kota Banjarbaru dengan pengawalan langsung personel polantas.
Untuk menjamin keselamatan penumpang, para sopir pun diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan dan tes narkoba.
Tak hanya soal gratis, ternyata masyarakat lebih memilih mengikuti angkutan mudik gelaran Polda Kalsel lantaran merasa lebih terjamin.
"Aman dan nyaman," ucap Endang, seorang pemudik yang mengikuti program Mudik Gratis Polri Presisi.
Bahkan, Endang mengaku sudah dua tahun terakhir ini memanfaatkan mudik gratis dari Polda Kalsel.
Dia menilai angkutan umum reguler memiliki risiko lebih rawan terjadinya hal-hal tak diinginkan.
Direktur Lalu Lintas Polda Kalsel Kombes Pol Fahri Anggia Natua Siregar bersyukur antusias masyarakat tinggi setiap tahunnya mengikuti mudik gratis.
Sesuai tagline Mudik Aman, Keluarga Nyaman, Polri berupaya menekan terjadi kecelakaan lalu lintas selama arus mudik yang salah satunya melalui program mudik gratis.
Tiba saatnya masyarakat merayakan hari kemenangan dengan diputuskannya Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriyah bertepatan pada hari Senin, 31 Maret 2025.
Mudik telah dilaksanakan untuk berlebaran di tanah kelahiran. Dengan segala perjuangan hingga sampai ke kampung halaman menjadi warna-warni masyarakat Indonesia di setiap momen umat muslim kembali suci setelah dibersihkan dengan berpuasa Ramadhan selama sebulan penuh.