Banjarmasin (ANTARA) - Tuan Guru Haji Madyan Noor Mar'ie mengatakan, Ramadhan "bersiramkan" ayat-ayat suci Al Quran, karena pada bulan puasa kaum Muslim melaksanakan tadarus dimana-mana.
"Gema atau lantunan Kalam Ilahi dimana-mana, baik di perkotaan maupun pedesaan, tak terkecuali di seantero Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel)," ujar Tuan Guru Madyan di Banjarmasin, Ahad sebelum berangkat ibadah umrah pada Ramadhan 1446 H.
Tuan Guru asal Amuntai (185 km utara Banjarmasin) ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalsel itu mengungkapkan, tadarus Al Qur'an sudah menjadi tradisi "urang" (masyarakat) Banjar sejak lama atau tempo dulu.
"Tiap Ramadhan kaum Muslim menyemarakan tempat ibadah atau masjid dan 'langgar: (surau) dengan tadarus Al Qur'an," ujar mantan Ketua Persatuan Qari dan Qariah DKI Jakarta tersebut.
Tuan Guru yang lama menimba ilmu agama di Mekkah Madinah Arab Saudi bergelar "Lc" dan "MA" itu mengapresiasi serta menyambut gembira dengan kegiatan tadarus Al Qur'an pada bulan Ramadhan.
"Menyempurnakan Ramadhan dengan tadarus Al Qur'an suatu hal positif dan bisa mendatangkan nilai tambah bagi kehidupan kaum Muslim. Terutama dengan tadarus Al Qur'an dapat menenangkan jiwa yang sedang gundah," ujarnya.
Pasalnya, lanjut Tuan Guru yang mengaku keponakan almarhum H Idham Chalid, seorang tokoh utama yang menasional dan mantan Wakil Perdana Menteri (Waperdam) II masa Presiden Soekarno itu, pada bulan puasa Ramadhan Allah turunkan Al Qur'an.
"Oleh sebab itu, wajar kalau kaum Muslim melakukan tadarus Al Qur'an tiap bulan Ramadhan salah satu wujud mengagungkan Kemahabesaran Allah," demikian Tuan Guru Madyan Noor Mar'ie.
Sementara pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, tadarus Al Qur'an tidak cuma oleh laki-laki (muslimin) pada malam hari sesudah shalat Tarawih.
Namun juga dari kaum perempuan (muslimat) melakukan tadarus Al Qur'an pada pagi hari atau sesudah Shalat Subuh hingga Shalat Dhuha sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
Sebagai contoh ibu-ibu jamaah shalat Subuh Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin aktif melakukan tadarus Al Qur'an dengan ada yang membimbing supaya sesuai tajuid dan makhraj nya.

Tadarus Al Qur'an di pedesaan banyak dari anak-anak muda atau setingkat Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) pada malam hari.
Para remaja desa tersebut selain tadarus Al Qur'an, juga sekitar pukul 03.00 waktu setempat "bagarakan sahur" (membangunkan orang dari tidur untuk makan sahur).