Banjarbaru (ANTARA) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menjadikan 611 hektare kawasan mangrove di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan yang dikelola oleh perguruan tinggi itu sebagai pusat pengembangan masyarakat pesisir.
"Kami merancang program pembesaran bandeng dan produksi kepiting soka (tanpa cangkang) yang diharapkan menjadi penopang ekonomi lokal," kata Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) ULM Untung Bijaksana di Banjarbaru, Kamis.
Baca juga: ULM dapat mandat mengamankan ketahanan pangan regional Kalimantan
Diakui Untung, sektor perikanan menjadi salah satu sumber ekonomi utama masyarakat di sekitar kawasan mangrove.
Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong kolaborasi lintas sektoral dalam pengelolaan sumber daya alam untuk memperkuat sektor perikanan.
Dia pun menyampaikan komitmen FPIK ULM untuk memajukan sektor perikanan dengan berbagai terobosan akademik.
Salah satunya pembukaan lima program studi di luar kampus utama termasuk di Kotabaru untuk mendekatkan layanan pendidikan kepada masyarakat pesisir.
Baca juga: ULM dan Unhas kolaborasi perluas cakupan riset internasional
Kemudian FPIK ULM mengirimkan sebanyak 250 mahasiswa untuk mengikuti program KKN tematik di pesisir Kabupaten Tanah Bumbu guna membina desa-desa di sana dan memberikan dampak positif pada masyarakat.
Untung mengaku ingin menjadikan FPIK ULM pusat unggulan di bidang akuakultur, teknologi hasil perikanan, hingga sosial ekonomi kelautan.
"Kalimantan Selatan dikenal sebagai raja makan ikan, sehingga sektor perikanan harus terus berkembang,” ujarnya.
Baca juga: ULM tawarkan 120 program studi untuk mahasiswa baru 2025