"Tim harus menyeberangi aliran sungai demi mencapai Desa Sibalago dan juga sedang berupaya mencapai Desa Sienjo yang menjadi lokasi bencana banjir," kata Kepala Pusdatinkom Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, tim gabungan terdiri atas personel BPBD, Basarnas, dan TNI/Polri harus bergerak cepat menuju lokasi bencana dengan menembus medan yang berat untuk mengevakuasi dan memastikan kondisi para korban.
Baca juga: BPBD Sulteng: Banjir bandang terjang dua desa di Parigi Moutong
Informasi yang diterima Pusdalops BNPB hingga pukul 11.00 WIB total ada sebanyak 120 keluarga yang menjadi korban banjir di dua desa tersebut.
Kondisi para korban banjir masih terisolasi di balai desa setempat setelah rumah mereka rusak serta akses jalan dan jembatan penghubung antardesa putus diterjang banjir sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan sejak Minggu pukul 04.37 WITA.
Bahkan, BNPB juga menerima laporan setidaknya satu orang meninggal dunia dan dua orang hilang diduga terbawa arus banjir luapan Sungai Toribolu.
Baca juga: BPBD sebut sejumlah wilayah Parigi Moutong dilanda banjir
"Untuk itu, tim bergerak melakukan langkah cepat mencari korban yang dilaporkan hilang," ujarnya seraya berharap kondisi cuaca bersahabat sehingga segenap upaya tanggap bencana berjalan dengan lancar.
Berdasarkan hasil analisa sementara tim di lapangan, kata dia, air meluap setelah diguyur hujan lebat dan pada saat bersamaan juga terjadi pasang air laut sehingga memicu besarnya dampak banjir yang ditimbulkan.
Baca juga: Akses jalan Trans Sulawesi di Parimo terputus akibat banjir
Analisa tersebut didapatkan dengan mengamati letak geografis Desa Sibalago yang merupakan wilayah hulu sungai, dan Desa Sienjo yang merupakan hilir sungai yang berbatasan dengan laut sehingga terjadi pertemuan antara luapan sungai dengan air pasang.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bambang Sutopo Hadi