Menurut salah satu aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kabupaten Tabalong Bambang Obrian di Tanjung, Rabu program ini seharusnya bisa diwujudkan dalam rangka meningkatkan produksi padi.
"Kita sudah konfirmasi ke Kodim 1008/Tanjung terkait program cetak sawah dari Kementerian Pertanian ternyata dari wacana seribu hektare hanya bisa direalisasikan sekitar 472 hektare," jelas Bambang.
Itu pun hanya di wilayah Selatan Tabalong padahal di kecamatan lain yang berada di bagian Utara maupun tengah kabupaten juga berpotensi untuk pembuatan sawah baru.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabalong Johan Noor Effendie membenarkan kalau program cetak sawah bekerja sama dengan TNI hanya ditargetkan sekitar 472 hektare.
Saat ini luas sawah di `Bumi Saraba Kawa` mencapai 15.511 hektare yang tersebar di 12 kecamatan dengan rencana luas tanam padi termasuk di dalamnya ladang dan sistem tumpang sari dengan karet
"Semula program cetak sawah 1.000 hektare namun adanya rasionalisasi dan efisiensi anggaran juga berdampak pada volume kegiatan termasuk di jajaran TNI," jelas Johan.
Pembuatan lahan sawah baru yang sudah dilaksanakan jajaran Korem 101/Antasari bersama Kodim 1008/Tanjung diantaranya di Desa Jirak Kecamatan Pugaan dengan target 230 hektare, Desa Tamunti 150,5 hektare, Desa Masintan 50 hektare dan dan Desa Banua Rantau 42 hektare.
Melalui cetak sawah baru di wilayah ini diharapkan produksi padi bisa mencapai 16.000 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau 4,5 ton per hektarenya.
Selanjutnya peningkatan produksi padi juga dilakukan dengan mengoptimalkan sejumlah lahan lebak di wilayah ini seperti Desa Ampukung Kecamatan Kelua.
Bahkan Pemkab Tabalong menjalin kerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru guna melakukan pengkajian pengembangan lahan lebak.